Javasatu, Malang- Sebanyak 12 orang anggota Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Malang, Selasa (22/10) datang ke pos pengungsian korban bencana badai topan, Batu. Para psikolog itu memberikan dukungan psikologis terhadap pengungsi
Ada tigatitik pengungsi yang didatangi. Yakni, rumah sinas Wali Kota Batu. Di sana ada sebanyak 96 spengungsi dewasa dan anak – anak. Kedua, Balai Desa Punten sebanyak 339 pengungsi yang terdiri dari dewasa, anak – anak dan lansia. Ketiga, Balai Desa Tulung Rejo sebanyak 13 yang terdiri dari dewasa, lansia dan anak- anak.
Sementara pengungsi lain di posko BPBD sebanyak 580 dan di SDN Punten 1 sebanyak 200 orang.
Koordinator Lapangan, Ani Mualimah Solihan Psikolog, para relawan dari Himpsi Malang memberikan latihan relaksasi untuk mengatasi perasaan dan rasa tidak nyaman di tubuh. Rasa tidak nyaman ini sebenarnya wajar dialami para penyintas.
Beberapa rasa tidak nyaman yang muncul dan teridentifikasi oleh Himpsi Malang adalah rasa sedih, khawatir, takut, mimpi buruk, merasa bersalah, sulit tidur, rasa nyeri di tubuh dan pusing kepala,
Oleh karenanya, lanjut pengurus aktif tersebut, Himpsi Malang memberikan latihan relaksasi otot progresif dan relaksasi pernafasan. Serta memperluas penerimaan diri dengan menyadari bahwa bencana memang ada, mereka alami dan ada beberapa dampak buruknya.
“Diharapkan dengan menyadari adanya bencana dan rasa perasaan tidak nyaman serta sensasi tubuh yang di rasakan penyintas akan mempercepat penerimaan diri,” katanya, Rabu (23/10).
Para relawan dari Himpsi Malang juga mengajak penyintas untuk bergerak dengan melakukan joged gembira. Dengan bergerak tubuh menjadi lebih fleksibel, aliran darah lancar agar stresspun akan berkurang.
Sementara itu Dini L Nafiati salah satu Ketua Bidang Himpsi Malang yang secara khusus mengoordinir para psikolog mengajarkan cara singkat. Terutama bagaimana memunculkan rasa bahagia yaitu dengan tersenyum.
Pada saat tersenyum otot-otot wajah akan menggerakkan saraf yang akan mengirim signal ke otak untuk mengucurkan hormon bahagia. Hal lain yg juga dilatihkan Himpsi Malang adalah terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Tehnique). Yakni tehnik pemberdayaan spiritual dengan menyelaraskan sistem energi tubuh untuk mengatasi masalah fisik dan emosional.
Seperti kecemasan, ketakutan, khwatiran dan stress. Dengan teknik mengetuk titik-titik meridian pada tubuh tertentu secara teratur untuk meredakan ketegangan
Dini juga menyampaikan untuk anak -anak, diajak bermain dan bernyanyi. Kemudian, menggambar HTP di kertas HVS.
“Dari hasil gambar HTP dan wawancara, kami menemukan bahwa ada beberapa anak yg mengalami trauma dgn peristiwa angin kencang tersebut,” katanya. (Ayu)