JAVASATU-GRESIK- Untuk manfaatkan sampah bernilai ekonomi di Pulau Bawean menjadi uang, Pimpinan Ranting (PR) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Daun membentuk Bank Sampah ‘Putri Majeti’ di Dusun Daun Laut Desa Daun Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean Kabupaten Gresik. Keberadaan bank sampah ini dinilai sangat efektif. Pasalnya ada beberapa sampah yang bernilai ekonomi.
(Foto: Istimewa)Dengan kehadiran bank sampah ini kader perempuan Nahdlatul Ulama (NU) Bawean mengajak masyarakat setempat dan warga bawean bisa bijak dalam membuang sampah.
Ketua PC Fatayat NU Bawean, Rafi’ah mengatakan, selama ini sudah ada 40 pengurus bank sampah, yang nantinya akan melakukan edukasi untuk warga setempat bisa ikut serta menjadi nasabah bank sampah
“Sistemnya sama seperti bank, nantinya kami akan mengajak warga untuk memilah sampah yang bisa ditabung,” ungkapnya, Selasa (16/11/2021).
Rafi’ah menjelaskan, bank sampah ini juga sebagai realisasi program Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Bawean dalam bidang Gerakan Fatayat NU Sehat dan Cinta Lingkungan (GAFASLINK).
“Alhamdulillah, pengurus Bank Sampah Putri Majeti di Ranting Fatayat NU Daun telah terbentuk. Saya sangat bersyukur dan mengapresiasi atas terbentuknya bank sampah ini. Melihat antusiasme dan semangat pengurus Fatayat, saya yakin program ini akan berjalan dengan baik,” ucapnya.
Rafiah menambahkan, program ini juga bertujuan untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat tanpa sampah (zero waste), dan merubah sampah menjadi berkah dan rupiah.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan para pengepul sampah yang nantinya bisa bernilai rupiah bagi warga yang menjadi nasabah bank sampah. Dan untuk merubah kebiasaan yang sudah nyaman itu sulit,” terangnya.
Kepala Seksi Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik, Umaya mengatakan, selama ini di Pulau Bawean sudah ada dua bank sampah. Satu di Kecamatan Tambak dan satu di Kecamatan Sangkapura.
“Yang di Kecamatan Tambak sudah berjalan satu tahun lebih, dan di Sangkapura baru ini,” ucapnya.
Umaya juga mengapresiasi masyarakat bawean khususnya Fatayat Bawean yang melakukan pembangunan bank sampah ini. Karena tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan polusi zat yang membahayakan makhluk hidup dan lingkungan.
“Tentu ini juga bisa dilakukan di setiap desa di Pulau Bawean. Karena kami hanya sebagai pembinaan saja,” ucapnya.
Tercatat, di Kabupaten Gresik sudah ada sekitar 200 Bank Sampah yang aktif tersebar di beberapa kecamatan dan desa. (Bas/Arf)