JAVASATU.COM- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan publik. Sejumlah akademisi, tokoh masyarakat, dan warga Malang sepakat menilai program ini bukan sekadar pengeluaran besar negara, melainkan investasi jangka panjang untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Diskusi publik bertema “MBG Antara Tudingan Pemborosan Keuangan Negara dan Investasi Sumber Daya Manusia” digelar Yayasan Batik Tulis Celaket di halaman Gedung Sasana Krida Budaya, Kampung Celaket, Kota Malang, Minggu (14/9/2025). Acara ini dihadiri ratusan peserta dari kalangan akademisi, aktivis, relawan dapur SPPG, ibu rumah tangga, hingga tokoh masyarakat.
Prof. Mohamad Bisri, mantan Rektor Universitas Brawijaya sekaligus pengasuh Ponpes Bahrul Magfiroh, menilai MBG membawa dampak positif nyata.
“Santri saya dulu hanya makan dua kali sehari. Setelah ada MBG, bisa makan tiga kali. Manfaatnya besar sekali,” ujarnya.
Senada, Prof. Wahyudi Winarjo, Direktur Program S3 Universitas Muhammadiyah Malang, menilai MBG juga memperkuat rasa kebersamaan.
“Program ini menumbuhkan solidaritas dan gotong royong yang mulai luntur,” katanya.
Dekan FISIP UB, Dr. Imron Rojuli, menekankan sisi ekonomi. Menurutnya, jika ekosistem MBG dikelola transparan dan melibatkan semua pihak, program ini akan mendongkrak ekonomi lokal.
Sementara ahli sejarah Universitas Negeri Malang, Dr. Dwi Cahyono, menyebut konsep makan gratis sudah ada sejak masa kerajaan sebagai simbol kemakmuran negara.
Tokoh Kahmi Malang Raya, Mukhlis Ali, juga menyebut MBG memberi manfaat luas.
“Bukan hanya siswa, tapi petani, peternak, pedagang, semua merasakan berkah dari program ini,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua MPR RI Ahmad Muzani turut mengapresiasi kebijakan Presiden Prabowo. Dalam Sidang Tahunan MPR 2025, Muzani menyebut MBG sebagai investasi besar bangsa untuk menekan stunting sekaligus penggerak ekonomi rakyat.
Program MBG yang digulirkan sejak awal pemerintahan Prabowo Subianto ditujukan bagi ibu hamil, ibu menyusui, balita non-PAUD, serta siswa dari TK hingga SMA sederajat. (saf)