JAVASATU.COM- Kerajinan gerabah yang dulu menjadi ikon Kota Malang kini berada di ujung tanduk. Banyak pengrajin di Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen, memilih menghentikan produksi dan mengalihfungsikan jobong (tempat pembakaran gerabah) menjadi kamar kos.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menilai kondisi ini bisa membuat ikon gerabah hilang jika tidak segera ditangani.
“Gerabah sekarang bukan hanya untuk peralatan rumah tangga, tapi bisa dibuat vas, celengan, atau hiasan rumah. Masalahnya ada di pemasaran dan bahan baku. Kalau dibiarkan, pengrajin semakin berkurang,” ujarnya, Minggu malam (7/9/2025) saat hadir di Festival Gerabah.
Menurut Wahyu, bahan baku gerabah di Kota Malang sudah habis sehingga harus didatangkan dari luar daerah. Sementara itu, generasi muda kurang berminat melanjutkan usaha orang tua, membuat gerabah makin terpinggirkan.
Ketua RW 2 Penanggungan, Ace Hakim, mengakui banyak pengrajin lebih memilih bisnis kos-kosan karena lokasinya dekat kampus dan lebih cepat mendatangkan uang.
“Banyak jobong dirobohkan untuk dibangun kamar kos. Inilah tantangan terberat agar gerabah tetap hidup,” katanya.
Meski begitu, warga setempat berusaha menghidupkan kembali tradisi lewat Festival Gerabah di Pasar Krempyeng.
“Festival perdana ini diharapkan menjadi momentum untuk mengenalkan gerabah ke generasi muda, sekaligus membuka jalan pemasaran yang lebih luas,” ujarnya. (win/saf)
Comments 2