JAVASATU.COM- Inisiator Hari Santri Nasional, KH Thoriq Bin Ziyad (Gus Thoriq), berharap polemik internal di tubuh PBNU segera selesai melalui proses islah.

Hal itu ia sampaikan usai menerima kunjungan Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), di Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jumat (5/12/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Gus Thoriq menyerahkan tongkat komando berbahan kayu zaitun kepada Gus Kikin sebagai simbol harapan terwujudnya perdamaian di lingkungan PBNU. Tongkat sepanjang 45 cm itu dibuat santri Ponpes Salafiyah Babussalam dari salah satu pohon zaitun yang tumbuh di kompleks pesantren.
“Mendamaikan itu tugas mulia. Jangan sampai konflik internal PBNU meluas ke umat,” ujar Gus Thoriq, Sabtu (6/12/2025).
Ia menegaskan bahwa warga NU harus berlomba menciptakan kebaikan dan tidak membiarkan konflik berlarut-larut hingga menggeser NU dari tujuan awal pembentukan organisasi sebagai benteng aqidah.
Menurutnya, tongkat zaitun yang diberi doa tersebut melambangkan penyatu perbedaan, sebagaimana pohon zaitun dipandang sebagai simbol perdamaian di wilayah Syam.
“Mudah-mudahan tongkat komando ini mampu mendamaikan PBNU. Pohon zaitun adalah alat pemersatu perbedaan,” tegasnya.
Gus Thoriq juga menyinggung sejarah pemberian tongkat serupa dari Syaikhona Kholil Bangkalan kepada KH Hasyim Asy’ari saat mendirikan NU, sebagai simbol keilmuan dan cahaya petunjuk.
Gus Thoriq menilai Gus Kikin, yang merupakan cicit KH Hasyim Asy’ari sekaligus Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, memiliki posisi strategis menjadi jembatan pemersatu dalam konflik saat ini.
“PBNU menjadi kekuatan besar karena tiga momentum: kemenangan awal di era orde lama, penumpasan komunisme, dan lahirnya Hari Santri Nasional. Semoga konflik segera selesai,” kata Gus Thoriq.
Ia menyebut siap menunggu kedatangan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, ke Malang untuk membicarakan penyelesaian konflik.
Sementara itu, pada Sabtu siang berlangsung pertemuan kiai sepuh NU di Ndalem Kasepuhan Ponpes Tebuireng Jombang.
Pertemuan yang dipimpin Gus Kikin itu dihadiri tokoh-tokoh NU, antara lain KH Said Aqil Siroj, KH Nurul Huda Djazuli, KH Muhammad Nuh, KH Abdussalam Sohib (Gus Salam), Gus Kautsar, serta KH Mustofa Bisri (Gus Mus). (agb/arf)