JAVASATU.COM- Peringatan Haul ke-16 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Kabupaten Malang dimaknai sebagai ruang kolektif untuk merawat nilai keberagaman, kemanusiaan, dan keadilan sosial. Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jumat (26/12/2025) malam, itu dihadiri Bupati Malang Drs. H. M. Sanusi, M.M., bersama lebih dari seribu peserta dari berbagai latar belakang.

Acara haul tersebut dirangkai dengan doa bersama untuk almarhum Presiden RI Soekarno, Soeharto, dan BJ. Habibie, serta doa kemanusiaan bagi korban banjir di Aceh dan Sumatra.
Kegiatan diprakarsai Brigade Gus Dur (Barikade Gus Dur) dan dihadiri jajaran pengurus Barikade Gus Dur Jawa Timur dan Kabupaten Malang, termasuk Sulaiman, yang dikenal sebagai tangan kanan Gus Dur semasa hidup.
Dalam sambutannya, Bupati Malang menegaskan bahwa Haul Gus Dur bukan sekadar peringatan wafat, melainkan momentum untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kebangsaan yang diwariskan Presiden ke-4 RI tersebut.
“Haul Gus Dur menegaskan kembali posisi beliau sebagai pemimpin bangsa yang mengabdikan kepemimpinannya bagi kemanusiaan dan keadilan sosial. Ini adalah ruang kolektif untuk merawat keberagaman dan persatuan,” ujar Sanusi.
Menurutnya, ajaran Gus Dur tentang keberpihakan kepada rakyat kecil, penghormatan terhadap perbedaan, serta prinsip kekuasaan yang melayani rakyat, tetap relevan dalam dinamika sosial dan politik saat ini.
Di akhir acara, Bupati Malang mengajak seluruh peserta untuk terus meneladani nilai-nilai Gus Dur dalam kehidupan sehari-hari serta mendoakan para pendahulu bangsa dan para korban bencana agar mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan.
Sementara itu, Barikade Gus Dur menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan perjuangan nilai-nilai Gus Dur, antara lain merawat keberagaman, memperjuangkan keadilan sosial, membela kelompok minoritas, membangun perdamaian, serta melawan praktik korupsi.
Kehadiran ribuan masyarakat disebut menjadi bukti bahwa warisan pemikiran dan keteladanan Gus Dur masih hidup dan terus menjadi rujukan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (nuh)