JAVASATU.COM- Klenteng Poo An Kiong di Jalan Merdeka Barat, Kota Blitar, akhirnya bangkit setelah terbakar pada 2021 lalu.
Rumah ibadah umat Konghucu yang berdiri sejak 1885 itu kini hampir rampung dibangun kembali dengan desain dan fasilitas yang jauh lebih modern.

Sejak kebakaran, seluruh aktivitas ibadah terpaksa dipindahkan ke ruko di Jalan Mawar sejak akhir 2022.
“Mulai Agustus 2022 sampai 2025 semua ibadah pindah ke sana, dengan segala keterbatasan. Tiga tahun lebih kami berjuang membangun kembali,” kata Tan Swan Kiang atau Alik (67), pengurus klenteng, Senin (8/12/2025) dikutip dari laman website blitarkota.go.id.
Bangunan Baru Lebih Luas dan Modern
Alik menjelaskan bahwa bangunan baru mengalami perubahan total. Jika sebelumnya hanya satu lantai, kini klenteng memiliki basement, aula besar di lantai satu, serta area ibadah luas di lantai dua dengan kapasitas 300-400 umat.
Klenteng juga dilengkapi lift untuk memudahkan umat, terutama saat perayaan besar seperti Imlek. Sementara karakter oriental tetap dipertahankan melalui pilar-pilar berukiran naga di bagian depan.
“Kalau jadi, mungkin 2026 saat ulang tahun ke-141 akan kita resmikan. Harapannya ya banyak umat yang datang,” ujarnya.
Dibangun dari Donasi Umat Hingga Perantau Luar Negeri
Menurut Alik, proses pembangunan didukung oleh sumbangan umat Konghucu dari berbagai daerah, termasuk perantau Blitar di Amerika Serikat, Jerman, dan Australia yang terpanggil setelah mengetahui klenteng kebakaran.
Umat Merasa Kehilangan, Imlek 2026 Dinilai Jadi Momen Emosional
Daniel, salah satu umat, mengisahkan bahwa kebakaran pada 2021 menimbulkan duka mendalam. Ia khawatir tidak bisa lagi bersembahyang di tempat yang sudah menjadi bagian hidupnya puluhan tahun.
Namun ia bersyukur kegiatan ibadah tetap berjalan di lokasi sementara. Kini, dengan bangunan hampir selesai, Daniel yakin Imlek 2026 akan menjadi momen paling emosional.
“Karena sudah direnovasi total, harapannya makin banyak umat yang hadir,” katanya.
Klenteng Poo An Kiong tidak hanya menjadi pusat ibadah umat Konghucu, tetapi juga salah satu ikon budaya tertua di Blitar yang menyimpan sejarah lebih dari satu abad. (ich/arf)