JAVASATU.COM- Mahasiswa Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Kelompok 08 turut ambil bagian dalam tradisi tahunan Bersih Desa di Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Tradisi ini menjadi bentuk ungkapan syukur masyarakat terhadap ketahanan pangan dan limpahan hasil bumi.

Rangkaian Bersih Desa digelar pada Sabtu-Minggu (19-20/7/2025) dengan dua agenda utama, yakni tradisi Nyadran dan Urak Jolen. Kegiatan ini menggabungkan nilai keislaman, kearifan lokal, dan kebersamaan warga lintas generasi.
Pada Sabtu malam (19/7/2025), mahasiswa bersama warga dan perangkat desa mengikuti tradisi Nyadran atau ziarah leluhur ke lima lokasi makam yang tersebar di dusun-dusun Jatirejoyoso. Di antaranya adalah makam KH Abdul Karim (Mbah Rancang Kencono) di Dusun Taman Ayu, serta makam-makam tokoh lain seperti Mbah Dewi Mas Maunah, Mbah Singokerto, Mbah Sindurejo, dan Mbah Wongsogeni.
Kepala Desa Jatirejoyoso, Didit Mulyo Santoso, S.Sos, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk syukur masyarakat terhadap berkah hasil bumi dan keberkahan desa.
“Bersih desa ini bukan sekadar budaya, tapi juga cara kami bersyukur atas ketahanan pangan yang terus terjaga,” jelasnya.
Suasana semakin meriah saat malam harinya digelar pentas seni Mocopat dan Campursari yang menghadirkan hiburan bernuansa tradisional. Ratusan warga tampak antusias menyaksikan pertunjukan tersebut.
Keesokan harinya, Minggu (20/7/2025), acara dilanjutkan dengan Urak Jolen, yakni sebuah tradisi arak-arakan jolen, wadah berisi hasil panen yang dihias dan diarak keliling dusun. Prosesi ini diiringi kesenian rakyat dan menjadi puncak kebersamaan warga dalam merayakan keberlimpahan hasil bumi.
Koordinator KKN-T UNIRA Kelompok 08, M. Farhan, mengatakan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam tradisi ini adalah bagian dari bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal sekaligus menginternalisasi nilai-nilai sosial.
“Kami belajar banyak dari masyarakat. Tradisi seperti ini adalah wujud nyata syukur atas ketahanan pangan yang harus terus dijaga,” ujarnya.
Salah satu warga, Sumarni (47), menilai kehadiran mahasiswa membuat acara lebih hidup.
“Anak-anak KKN ini cepat membaur. Mereka tidak hanya bantu persiapan, tapi juga ikut menghidupkan acara,” katanya.
Keterlibatan mahasiswa KKN-T UNIRA Malang dalam tradisi Bersih Desa Jatirejoyoso menjadi contoh kolaborasi antara generasi muda dan masyarakat desa dalam menjaga tradisi, merawat budaya, sekaligus menyuarakan pentingnya ketahanan pangan sebagai fondasi kemandirian desa. (saf)