JAVASATU.COM- Peluncuran program ‘Jaga Jakarta Tanpa Narkoba’ oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol. Suyudi Ario Seto, menjadi sorotan publik dan pengamat sebagai bukti kepemimpinan tegas dalam pemberantasan narkoba. Program ini resmi digelar Kamis (30/10/2025) di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, melalui apel kebangsaan yang dihadiri masyarakat, tokoh publik, serta jajaran aparat penegak hukum.

Pengamat kebijakan publik Nasky Putra Tandjung menilai, peluncuran program di pusat ibu kota menunjukkan komitmen moral negara untuk melindungi generasi muda dari ancaman penyalahgunaan narkoba.
“Langkah Kepala BNN RI ini adalah simbol kepemimpinan tegas dan aksi nyata melindungi bangsa dari ancaman narkotika. Publik menyambut positif dedikasi BNN dalam menyelamatkan generasi muda,” ujar Nasky dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Dalam sambutannya, Komjen Suyudi menegaskan Jakarta sebagai etalase bangsa dan barometer keberhasilan pemberantasan narkoba di Indonesia.
“Jakarta bukan hanya pusat ekonomi, tapi juga cermin moral bangsa. Kalau Jakarta kuat melawan narkoba, daerah lain pasti mengikuti,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa peredaran narkoba kini sudah menjadi ancaman ketahanan nasional, merusak moral, menghancurkan generasi, dan menggerogoti masa depan bangsa.
Data Litbang UI bersama BNN menyebutkan, kerugian ekonomi akibat penyalahgunaan narkoba mencapai Rp 84,7 triliun per tahun, sementara data BRIN 2023 mencatat sekitar 3 juta pengguna aktif narkoba di Indonesia. Kondisi ini menegaskan urgensi strategi pencegahan dan pemberantasan yang lebih menyeluruh.
Program ‘Jaga Jakarta Tanpa Narkoba’ dirancang multifungsi, tidak hanya fokus pada penindakan hukum, tetapi juga edukasi dan rehabilitasi. BNN memperluas layanan melalui mobile rehab (Reling) dan Telerehabi untuk menjangkau korban penyalahgunaan di berbagai wilayah.
Selain itu, program ini melakukan literasi publik di sekolah, kampus, komunitas motor, dan ruang-ruang publik lain, guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba.
“Garda terdepan ada di lingkungan kita sendiri. Melawan narkoba adalah bentuk bela negara. Mari wujudkan Jakarta bebas narkoba dengan semangat gotong royong dan menjadikan keluarga sebagai benteng pertama,” kata Komjen Suyudi.
Menurut Nasky, keberhasilan program ini bergantung pada sinergi antara BNN, Polri, TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat.
“Program ini bukan sekadar kegiatan seremonial. Ini wujud profesionalisme BNN dalam memperkuat kehadiran negara yang humanis, kuat, dan terpercaya di tengah masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Nasky menekankan pentingnya memperluas gerakan ini ke provinsi, kabupaten, kota, dan desa di seluruh Indonesia agar pesan pencegahan narkoba sampai ke akar rumput.
“Kita harus bersinergi demi mewujudkan Indonesia bersinar, generasi muda tumbuh sehat, produktif, dan bebas dari ancaman narkotika,” tambahnya.
Menurut pengamat ini, peluncuran ‘Jaga Jakarta Tanpa Narkoba’ juga menindaklanjuti instruksi Presiden RI Prabowo Subianto terkait pemberantasan narkoba, sebagai bagian dari program asta cita.
“Ini adalah bukti nyata BNN bertransformasi, berinovasi, dan hadir di tengah masyarakat untuk memastikan pencegahan dan pemberantasan narkoba berjalan secara progresif,” ujarnya.
BNN juga menyiapkan mekanisme respons cepat aduan warga, layanan detail, dan penegakan hukum profesional.
“Ini diharapkan membuat masyarakat merasakan kehadiran BNN langsung di permukiman, ruang publik, dan lingkungan sekitar, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba),” urai Nasky.
Dengan program ini, lanjut dia, Jakarta diharapkan menjadi ikon pemberantasan narkoba nasional, sekaligus contoh bagi seluruh daerah di Indonesia.
“Program ‘Jaga Jakarta Tanpa Narkoba’ diharapkan menjadi model keberhasilan pencegahan narkoba, edukasi publik, dan kolaborasi antar-institusi yang dapat direplikasi di seluruh Tanah Air,” pungkas Nasky. (saf)