JAVASATU.COM- Kunjungan kenegaraan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, ke Indonesia pada 11-12 Februari 2025 menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan bilateral kedua negara. Dalam rangkaian kunjungan ini, berbagai tokoh pemuda turut berperan dalam penyambutan, menandai pentingnya keterlibatan generasi muda dalam diplomasi internasional.

Ketua Umum DPP KNPI, Tantan Taufik Lubis, menegaskan bahwa keikutsertaan organisasi pemuda dalam penyambutan Presiden Erdogan merupakan sebuah kehormatan.
“Hal ini menunjukkan peran strategis Pemuda Indonesia dalam mendukung diplomasi internasional,” ujarnya, Minggu (16/2/2025).
Tantan didampingi oleh Presiden OIC Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizkita, Sekjen Adlan Almizan Athori, Ketua ICMI Turkiye Faudzul Adzim Fachrurozi, serta aktivis PPI Istanbul dan PPI Turki.
Upacara penyambutan berlangsung dengan penuh kehormatan, mencerminkan eratnya hubungan antara Indonesia dan Turki. Kunjungan ini diharapkan semakin memperkuat kerja sama bilateral serta membuka peluang kolaborasi baru di berbagai sektor.
Dalam kesempatan tersebut, Tantan yang juga menjabat sebagai Ketua Non-Aligned Movement National Chapter of Indonesia menegaskan bahwa pemuda Indonesia berperan sebagai sistem pendukung strategis dalam kegiatan diplomasi internasional, baik di dalam negeri maupun di panggung global.
Menariknya, dalam kunjungan ini, Presiden Erdogan turut membawa putranya, Bilal Erdogan, seorang aktivis pemuda internasional yang memimpin berbagai organisasi kepemudaan dan olahraga. Bilal aktif di organisasi kepemudaan Turki seperti TUGVA, ICYF, dan OIC Youth, serta menjabat sebagai Presiden World Etnosport.
“Bilal adalah sahabat saya, kami telah saling mengenal selama belasan tahun,” ungkap Tantan, yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Universitas Jakarta.
DPP KNPI juga menyoroti berbagai kesepakatan yang dicapai antara Presiden Erdogan dan Presiden Prabowo. Menurut Tantan, pemuda Indonesia harus turut serta dalam menyukseskan implementasi kerja sama yang telah disepakati demi kemajuan kedua negara. (Saf)