JAVASATU.COM-MALANG- Meski Kabupaten Malang juga terjangkit wabah Menyakit Mulut dan Kuku (PMK), tapi untuk pendistribusian daging sapi dirasa masih cukup aman.

Saat ini, sudah ada 122 ternak sapi yang terindikasi PMK, namun 19 sapi yang dinyatakan sembuh. Jumlah tersebut terbilang masih cukup jauh dengan jumlah populasi sapi di Kabupaten Malang yang mencapai 243.000 ekor.
“Untuk distribusi daging tidak ada pengaruh. Pengaruhnya masih karena pandemi. Di RPH (Rumah Potong Hewan) setiap hari masih melakukan penyembelihan. Makanya kita harapkan penyembelihannya di RPH karena didampingi tenaga medis,” ujar Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH), Nurcahyo, Jumat (13/5/2022).
Nurcahyo menyebut, sejauh ini belum ada sapi terindikasi PMK yang kronis hingga harus dimusnahkan.
“Sejauh ini masih belum ada yang dimusnahkan. Di Kabupaten Malang ini belum ada yang mati, yang sembuh sudah ada,” tegas Nurcahyo.
Sampai saat ini, DPKH masih menerjunkan tim nya untuk melakukan pemantauan, pencegahan dan mensosialisasikan langkah-langkah bagi peternak agar sapinya tetap sehat.
“Kita sudah turunkan tim bersama Polsek dan lainnya untuk pembinaan. Yang sakit kita obatkan, yang belum kita sterilkan, kandangnya kita semprot disinfektan. Dan mengurangi yang lalu lalang masuk kandang. Karena orang ini pembawa virus,” jelas Nurcahyo.
Berdasarkan catatannya, dari sebanyak 122 ternak sapi yang terindikasi PMK tersebut, berasal dari wilayah Kecamatan Ngantang, Wajak, Gondanglegi dan Singosari.
“Dari populasi sebesar 243 ribu itu, yang terindikasi baru 122. Suspeknya di daerah Ngantang paling banyak, Singosari ada 3, wajak ada 1 dan gondanglegi ada 1, cuma itu saja yang lain belum ada indikasi PMK,” pungkas Nurcahyo. (Agb/Saf)