Javasatu,Malang- Kendati sempat menuai cibiran akibat menggeluti usaha kerajinan yang langka, tetapi kini pengrajin metal craft asal Malang itu sukses di tengah era millenial, cabang aliran seni alternatif dari induknya berupa handy craft itu kini sukses. Bahkan kini seni metal craft itu semakin diminati dan prospektif mewarnai kerajinan seni.
Salah satunya, Yudha Esha Putra Arumraga pria asli Turen Kabupaten Malang itu bertekad menekuni kerajinan langka tersebut. Lelaki yang bermukim di jalan kembang Rt 03 Rw 03 Desa Talok Kecamatan Turen Kabupaten Malang itu meyakini kerajinan yang digelutinya ke depan bisa berkembang dan sangat prospektif.
Ayah satu putra itu telaten di bidang las sejak tahun 2010 lalu, saat bekerja di kontraktor alat berat sebagai operator dan mekanik tower crane. Hingga akhirnya, pada tahun 2015 mengawali karir usaha yang digeluti. Bahkan merupakan titik awal berdirinya workshop ‘ Toekang Las Mbois Metal Craft Works’, yang fokus pengerjaan seni kerajinan besi.
Kendati dilakukan swadaya dan mandiri sesama komunitasnya dengan penuh perjuangan, akhirnya mampu mengerjakan barang pesanan customer. Terutama custom order untuk frame motor custom dan industrial furnitur. Selain itu dirinya juga melayani jasa yang berhubungan dengan skill pengelasan.
“Awalnya kami lakukan mandiri dan swadaya tapi sekarang kami bisakerjakan barang pesanan customer,” ungkap Yudha Esha Putra Arumraga, Senin (15/7/2019).
Ia mengaku, dulunya hanya memiliki hobi memahat kayu, namun kini aliran seni bisa fokus ke metal craft works atau pekerjaan kerajinan berbahan dasar besi atau metal. Dikatakan, dirinya berkreasi karena bidang pekerjaan sesuai dengan ‘passion’ dan jiwa seni yang dimiliki.
“Kami berharap masyarakat tahu bahwa seni custom itu universal tidak hanya terkotak-kotak dalam satunaliran saja,” terangnya.
Ia mengharapkan kedepan akan lebih giat lagi mendalami seni custom dengan menggabungkan berbagai macam bahan untuk menciptakan produk sesuai kebutuhan yang mengedepankan estetika dari seni custom metal craft itu sendiri.
“Selama menggeluti dunia seni custom pada awalnya banyak yang memandang sebelah mata karena dinilai nyleneh dan kurang menarik,” ujarnya.
Kendati demikian, apa yang digeluti telah menjadi ‘passion’, sehingga dijalani dengan perasaan suka. Bahkan, menjadikan cibiran orang sebagai pelecut untuk lebih giat menggali potensi diri dan skill.
“Alhamdulillah sekarang banyak pesanan dari customer, contohnyaframe motor custom dan industrial furnitur dari seluruh Indonesia,” tandas Yudha mengakhiri. (had/js1)