JAVASATU.COM-MALANG- Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan jawaban pernyataan terkait maraknya aksi Phising yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi Perbankan BRI-Mo. Terbaru adalah kasus yang terjadi pada Nasabah asal Kota Malang bernama Irwan Gema yang harus kehilangan Rp 549 juta akibat Phising.

Melalui standby statement, Pemimpin Kantor Cabang BRI Malang Soekarno Hatta, Ronaldo Nasution memberikan pernyataan. BRI telah melakukan investigasi atas pengaduan dari para nasabah Korban Phising.
“BRI berempati atas hal tersebut, namun demikian bank hanya akan melakukan penggantian kerugian kepada nasabah apabila kelalaian diakibatkan oleh sistem perbankan,” ujar Ronaldo dalam rilis tertulisnya pada Sabtu (15/7/2023).
BRI menyatakan bahwa kejahatan tersebut akibat nasabah mengakses aplikasi phising. Sehingga user internet banking pada ponsel, diambil alih pihak Fraudster.
“Artinya Kejadian tersebut akibat yang bersangkutan mengklik aplikasi phising yang disebarkan melalui pesan WhatsApp (WA) sehingga user internet banking pada ponsel nasabah diambil alih oleh fraudster, kemudian melakukan transaksi di internet banking dapat berjalan dengan sukses,” paparnya.
Ronaldo menambahkan bahwa BRI sangat menyesalkan adanya tindak kejahatan tersebut. Dimana nasabahnya menjadi korban Penipuan Secara online.
“BRI telah melakukan investigasi atas pengaduan dari yang bersangkutan dan BRI sangat menyesalkan kejadian tersebut, dimana yang bersangkutan merupakan korban tindak kejahatan penipuan online atau social engineering,” imbuhnya.
BRI senantiasa mengimbau nasabah agar lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, maupun mengakses aplikasi tidak resmi, serta dihimbau agar nasabah tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain atau pihak yang mengatas-namakan BRI, termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP dsb.) melalui saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Kami juga menghimbau hal yang sama ke masyarakat umum bahwa modus penipuan social engineering tersebut juga dapat terjadi di bank manapun,” kata Ronaldo.
Dengan semakin beragamnya modus penipuan secara digital, BRI juga menghimbau agar nasabah tidak sembarang menginstall aplikasi dengan sumber yang tidak resmi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Menurutnya, data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstall aplikasi dengan sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“BRI selalu menjaga data kerahasiaan nasabah, dan tidak pernah menghubungi nasabah untuk meminta data rahasia seperti username, password, PIN, maupun kode OTP dsb. BRI hanya menggunakan saluran resmi baik website maupun media sosial (verified) sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas melalui laman/ akun,” tegasnya. (Dop/Saf)