email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Kamis, 21 Agustus 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Bohong

[Esai]

by Redaksi Javasatu
23 Desember 2023
ADVERTISEMENT
Ilustrasi

Bohong

Oleh: Wawan Susetya – Sastrawan-budayawan dan penulis buku anggota Satupena Jawa Timur, tinggal di Tulungagung Jatim

BOHONG atau dusta yaitu berkata tidak benar atau tidak jujur. Berkata bohong berarti berkata tidak sesuai kenyataan atau fakta. Dengan demikian bohong merupakan tabiat buruk yang mesti dijauhi oleh manusia. Lawan dari bohong yaitu jujur, kalau dalam Bahasa Arab disebut shidieq. Orangnya disebut shidiqien (orang yang jujur dalam perspektif spiritual). Dalam kacamata Agama Islam, shidieq (jujur) dan shidiqien (orang yang jujur) menempati posisi hamba Allah yang sangat penting, yakni diposisikan setelah para Nabi/ Rasul. Urutan ranking hamba-hamba Allah dalam pandangan Agama Islam itu yakni para Nabi/ Rasul, para shidiqien, syuhada dan sholihien. Dengan demikian, hamba-hamba Allah yang tergolong shidiqien, mereka berada di atas para syuhada (orang-orang yang gugur di medan peperangan) dan sholihien (orang-orang sholeh).

Akhir-akhir ini, jelang pilpres (pemilihan presiden) yang rencananya dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024, mulai ramai diperbincangkan mengenai bohong, kebohongan, atau berkata bohong, bahkan sudah sampai ke level kebohongan akut. Satu pihak menuduh lawan politik berkata bohong, sementara pihak yang dituduh berbohong juga menuduh lawannya berbohong pula. Sebagai gantinya boleh dikatakan kalau yang terjadi di pentas politik sesungguhnya saling mengklaim kebenaran. Satu pihak mengklaim kebenaran dengan menyalahkan pihak lain, sedang pihak yang lain juga idem; mengklaim kebenaran seraya menyalahkan pihak lain.

Kalau kebohongan tadi diarahkan ke elite politik, sebenarnya sejak zaman dulu memang begitulah kebiasaan mereka. Tak ada yang baru dan tak ada yang aneh. Sebab itulah salah satu kebiasaan alias tabiat para ‘pejabat publik’ ketika menghadapi suatu masalah atau perkara. Dengan berkata bohong, mereka berharap akan mendapatkan keuntungan pribadi. Setidaknya, keuntungan yang dimaksud tidak menjatuhkan martabat dan harga dirinya di hadapan publik.

Lantas, mengapa para ‘elite politik’ memiliki kecenderungan berbohong?

Pertama, biasanya kebohongan itu dimaksudkan sebagai upaya pembelaan diri, terutama berkaitan dengan masalah yang tengah dihadapinya.

Kedua, dengan berkata bohong, setidaknya para ‘elite politik’ dapat memperbaiki atau mengembalikan martabat citra dirinya yang telah tercemar oleh ramainya pemberitaan di media.

Ketiga, tak jarang kebohongan itu dijadikan sebagai alat untuk bersiasat atau berstrategi dalam ranah politik: ada yang bersiasat secara positif, tetapi ada pula yang bersiasat secara negatif (kotor).

BacaJuga :

OPINI: Refleksi HUT ke-80 RI, Sehat Mental Wujud Merdeka yang Sesungguhnya

Mari Mengenal Islam Sosialis bukan Sosialis Islam!

Jika kebiasaan bohong seperti itu berlanjut dan diterus-teruskan, apalagi jika tanpa disertai dengan ilmu, niscaya ucapan orang tadi akan selalu bohong, sehingga berakibat tidak bisa dipercaya. Misalnya, seseorang berkata bohong bahwa dia baru saja dari Surabaya, maka jika ditanya seluk-beluk tentang kota tersebut, jawabannya pasti bohong: kebohongannya bergantung dari berapa jumlah pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Itulah bahaya berkata bohong, malah bisa berdampak lebih besar lagi, yakni menjadi orang yang tidak bisa dipercaya oleh orang lain. Kelihatannya sepele, tetapi gambaran kejiwaan orang yang demikian itu sesungguhnya merupakan penyakit jiwa yang sudah akut. Makanya, begitu pentingnya masalah ini, Rasulullah SAW pernah mengatakan “Jangan berbohong!” sebagai nasihat bijak kepada seseorang yang bertanya kepada beiau. Kanjeng Nabi Muhammad tahu bahwa orang yang dihadapinya itu suka melakukan kemaksiatan yang diiringi dengan kebohongan. Dengan bijaksana, makanya Nabi SAW hanya memberikan satu kunci dalam nasihatnya: yakni agar tidak berbohong. Ternyata kunci tadi betul-betul mujarab, sebab orang tadi akan merasa salah tingkah ketika akan melakukan maksiat: jangan-jangan nanti, besok, lusa atau kapan-kapan akan ketemu Rasulullah? Agar tidak menjadi beban, maka sahabat tadi bertekad tidak melakukan kemaksiatan lagi gara-gara takut berkata bohong.

Dalam pandangan Islam, bohong itu hanya boleh dilakukan dengan alasan-alasan yang sangat darurat, yakni;

Pertama, boleh bohong jika hal itu dimaksudkan untuk menyelamatkan orang yang terancam keselamatannya. Misalnya, jika ada seseorang yang dikejar-kejar orang banyak akan dibunuhnya kemudian meminta perlindungan kepada kita, lantas orang tadi masuk ke dalam rumah untuk bersembunyi, lantas kita pindah tempat duduk yang dimaksudkan sebagai siasat. Ketika orang banyak datang dan bertanya kepada kita, kita boleh menjawab: “Sejak saya duduk di sini (tempat duduknya yang baru ditempati), saya tidak melihat si fulan yang engkau maksudkan itu.” Akhirnya, orang yang dikejar-kejar tadi terselamatkan dari amukan massa.

Kedua, boleh bohong tetapi dimaksudkan untuk menghindarkan terjadinya pertengkaran suami-istri. Terkadang, ada sesuatu dalam kehidupan rumah tangga yang hanya boleh diketahui oleh sang suami saja. Karena diperkirakan jika sang istri jika mengetahui masalah itu akan marah dan berdampak terjadinya pertengkaran dengan suami, maka boleh saja sang suami berkata bohong dengan alasan dan situasi yang sangat darurat seperti itu.

Ketiga, boleh bohong yang dimaksudkan sebagai siasat atau strategi termasuk saat perang. Hal itu dimaksudkan sebagai siasat untuk menjatuhkan atau membuat down pihak lawan, asalkan berada dalam posisi yang benar.

Dulu, Sang “Bapak Tauhid” Ibrahim a.s pun pernah melakukan kebohongan di depan publik, tetapi secara batiniah tidak dimaksudkan untuk berbohong.

Pertama, Ibrahim berkata bohong di hadapan Raja Namrud yang mengadilinya karena dia (Ibrahim) dituduh telah menghancurkan berhala (patung-patung) yang menjadi sesembahan mereka. Ketika itu, Ibrahim mengatakan bahwa yang menghancurkan berhala-berhala adalah yang paling besar. Sesungguhnya, yang paling besar itu, secara batiniah, maksudnya adalah Ibrahim sendiri. Tetapi secara lahirnya, Ibrahim telah meletakkan kapaknya, yang baru saja dipakai untuk menghancurkan berhala-berhala, di atas bahu berhala yang paling besar.

Kedua, ketika Ibrahim bersama Siti Sarah, istrinya, melakukan perjalanan ke Mesir, keadaan di negara tersebut sangat gawat. Sebab, Kerajaan Mesir saat itu dikuasai oleh seorang raja yang serakah dan dholim. Jika tentara Raja Mesir mengetahui ada suami-istri yang memasuki wilayah Mesir, maka sang suami akan dibunuh, sedangkan istrinya diserahkan kepada sang raja. Untuk mengelabui pasukan Raja Mesir, maka Ibrahim terpaksa berkata bohong bahwa Siti Sarah adalah saudaranya. Tentu saja, yang dimaksud Ibrahim saudara di sini, secara batiniah, adalah saudara se-agama dan se-iman. Maka, selamatlah Ibrahim bersama istrinya dari penganiayaan raja lalim.

Ketiga, pernah suatu hari, Ibrahim diajak pergi ke pantai oleh orang-orang di lingkungan rumah ayahnya. Ajakan itu ditolak oleh Ibrahim dengan mengatakan bahwa dia sedang sakit. Sebenarnya, secara fisik, Ibrahim tidaklah sakit. Hanya saja, Ibrahim merasakan ‘sakit hati’ jika terpaksa pergi ke pantai menyaksikan ritual pemujaan kepada berhala-berhala.

Meski dalam seumur hidupnya Sang Kholilullah (kekasih Allah) itu hanya berkata bohong tiga kali saja, namun Nabi Ibrahim pun bertobat dan mohon ampun kepada Allah SWT. Lucunya, kita-kita ini yang bukan hanya tiga kali berkata bohong tetapi puluhan-ratusan-bahkan ribuan kali, kok santai-santai saja tidak bertobat kepada Tuhan!. (*)


Wawan Susetya

 

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
Tags: SatupenaWawan Susetya

Comments 1

  1. Akaha Taufan Aminudin says:
    2 tahun ago

    Mantap surantap

    Semangat Sepanjang Masa Succesful Sedulur SatuPena SatuHati SatuJiwa SatuRasa KOMPAK KEBERSAMAAN TERUS BERGERAK PESAT Melejit ✒️ Aamin ya rabbal alamin

    Balas

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Kabupaten Malang Siapkan Migran Center, Perkuat Perlindungan Pekerja Migran

Pemkab Malang Siapkan Migran Center, LTSA Kepanjen Jadi Lokasi Pilot Project

ADVERTISEMENT

Festival Makan Gratis di Poncokusumo Dorong UMKM Lokal dan Kesejahteraan Warga

Puspen TNI Terima Atase Pers AS, Perkuat Diplomasi Pertahanan lewat Komunikasi Strategis

Golkar Gresik Akan Musda XI 2 September, Cari Ketua Baru Pengganti Ahmad Nurhamim

Prev Next

POPULER HARI INI

Diskon Pajak 80% dari Bupati Yani, Warga Gresik Serbu Kantor Kecamatan Bayar PBB

Publik Nilai Tepat, Irjen Pol Suyudi Ario Seto Dipromosikan Jadi Komjen dan Kepala BNN

PKK Kecamatan Gresik Gelar Lomba Penyuluhan 10 Program Pokok, Dorong Kreativitas dan Kemandirian

Panglima TNI Rotasi 414 Pati, Perkuat Regenerasi dan Soliditas Pertahanan

Golkar Gresik Akan Musda XI 2 September, Cari Ketua Baru Pengganti Ahmad Nurhamim

BERITA LAINNYA

Puspen TNI Terima Atase Pers AS, Perkuat Diplomasi Pertahanan lewat Komunikasi Strategis

KM Osela Tenggelam di Bangka Belitung, Bakamla Terjunkan Unsur Laut Bantu Cari Korban

PLN Dorong Perempuan Berdaya Lewat Seminar Women Empowerment di Pacitan

Panglima TNI Rotasi 414 Pati, Perkuat Regenerasi dan Soliditas Pertahanan

Bakamla RI dan Angkatan Laut Singapura Perkuat Kerja Sama Keamanan Maritim

Prev Next

BERITA KHUSUS

DPRD Kabupaten Malang dan Bupati Sanusi Sepakat Perkuat Tata Kelola Daerah

RSUD Gresik Sehati Resmi Dibuka, Percepat Akses Layanan Kesehatan di Gresik Selatan

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Diskon Pajak 80% dari Bupati Yani, Warga Gresik Serbu Kantor Kecamatan Bayar PBB

Publik Nilai Tepat, Irjen Pol Suyudi Ario Seto Dipromosikan Jadi Komjen dan Kepala BNN

Umpatan “Ndasmu” Menurut Rasa Bahasa Jawa

SDN Tanah Kalikedinding I Surabaya Meriahkan HUT ke-80 RI dengan Lomba Tradisional

Komunitas SEGO TEAM Kibarkan Merah Putih di Pertapaan Indrokilo Jabung Malang

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved