[OPINI]
Dampak Kenaikan PPN terhadap Sektor Pariwisata
Oleh: Andhika Wahyudiono – Dosen UNTAG Banyuwangi
Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang akan diberlakukan pada Januari 2025 menjadi topik hangat di Indonesia. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara, namun banyak pihak yang khawatir bahwa kenaikan tersebut akan memberi dampak negatif, terutama terhadap sektor pariwisata yang menjadi salah satu kontributor ekonomi terbesar di Indonesia. Pemerintah menyatakan bahwa kenaikan PPN akan membantu memperbaiki defisit anggaran negara, namun kekhawatiran muncul karena potensi peningkatan harga barang dan jasa yang dapat menurunkan daya beli masyarakat. Sektor pariwisata yang mengandalkan kunjungan wisatawan lokal dan asing mungkin mengalami penurunan permintaan, yang pada gilirannya bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Sektor pariwisata Indonesia menjadi salah satu yang paling terdampak oleh kebijakan kenaikan PPN ini. Banyak pelaku industri pariwisata yang mengkhawatirkan bahwa kenaikan tarif pajak akan menyebabkan turunnya jumlah wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Kenaikan harga barang dan jasa sebagai efek langsung dari kenaikan PPN berisiko membuat wisatawan menunda atau bahkan membatalkan kunjungan mereka. Padahal, pariwisata merupakan salah satu sektor yang berpotensi besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Ketergantungan sektor ini terhadap konsumen yang memiliki daya beli yang kuat menjadikannya rentan terhadap fluktuasi ekonomi, seperti yang diperkirakan akibat kenaikan tarif pajak.
Peningkatan tarif PPN juga membawa dampak langsung pada daya beli masyarakat. Ketika harga barang dan jasa naik, masyarakat akan lebih selektif dalam mengeluarkan uang, yang dapat mengurangi konsumsi di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Hal ini terutama terasa pada kelas menengah yang sering menjadi motor penggerak industri pariwisata. Kenaikan tarif PPN yang tidak diimbangi dengan peningkatan lapangan pekerjaan yang signifikan akan memperburuk kondisi perekonomian, terutama bagi mereka yang bergantung pada pendapatan dari sektor pariwisata. Peningkatan harga ini tidak hanya memengaruhi pengeluaran masyarakat, tetapi juga dapat memperburuk angka pengangguran, karena perusahaan-perusahaan yang bergantung pada sektor ini mungkin terpaksa mengurangi tenaga kerja mereka.
Namun, meskipun ada kekhawatiran, sektor pariwisata Indonesia juga memiliki peluang besar untuk berkembang. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan memperbaiki kualitas infrastruktur dan layanan di destinasi wisata. Pemerintah perlu fokus pada peningkatan fasilitas umum, seperti transportasi, penginapan, dan aksesibilitas, yang dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan. Hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan meskipun ada kenaikan harga. Fokus pada promosi destinasi wisata yang unik dan berbeda juga dapat menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun internasional. Kebijakan yang mengutamakan pembangunan berkelanjutan dalam sektor pariwisata juga bisa menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan daya tarik pariwisata Indonesia.
Peningkatan PPN ini seharusnya juga diimbangi dengan kebijakan-kebijakan yang mendukung sektor pariwisata secara langsung. Salah satunya adalah pengurangan pajak atau insentif untuk sektor pariwisata, seperti hotel, restoran, dan sektor transportasi yang terlibat langsung dalam mendukung kegiatan wisata. Pemerintah dapat memberikan insentif pajak kepada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pengembangan pariwisata, sehingga mereka dapat bertahan dalam situasi yang lebih sulit ini. Selain itu, pembangunan infrastruktur pariwisata yang lebih baik, seperti bandara, jalan raya, dan fasilitas umum lainnya, akan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah pariwisata global. Dengan cara ini, sektor pariwisata dapat berkembang meskipun ada tantangan dari kebijakan fiskal yang ada.
Pentingnya sektor pariwisata bagi perekonomian Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Pariwisata bukan hanya sebagai sektor yang menyediakan lapangan pekerjaan, tetapi juga sebagai sumber devisa yang signifikan bagi negara. Oleh karena itu, menjaga agar sektor ini tetap tumbuh meskipun ada tantangan dari kebijakan pajak menjadi hal yang sangat penting. Pemerintah perlu menyusun kebijakan yang dapat mengurangi dampak negatif dari kenaikan PPN, seperti memberikan insentif kepada pelaku industri pariwisata dan memperkuat promosi pariwisata Indonesia ke pasar internasional. Selain itu, penting juga untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak positif dari kebijakan pajak ini dalam jangka panjang, terutama dalam konteks pembangunan ekonomi negara.
Kenaikan PPN juga memberikan tantangan bagi para pelaku industri kecil dan menengah di sektor pariwisata. Banyak usaha kecil yang bergantung pada daya beli masyarakat untuk bertahan, sehingga kenaikan pajak dapat mempengaruhi kelangsungan hidup mereka. Untuk itu, pemerintah harus menciptakan program-program pemberdayaan ekonomi yang dapat membantu usaha kecil dalam sektor ini bertahan, bahkan berkembang. Program pelatihan dan pengembangan usaha, serta akses ke pembiayaan yang lebih mudah, bisa menjadi solusi untuk meningkatkan daya saing usaha kecil dalam industri pariwisata. Dengan demikian, sektor pariwisata Indonesia dapat tumbuh lebih inklusif dan berkelanjutan.
Tantangan lain yang dihadapi sektor pariwisata adalah ketimpangan antara permintaan dan penawaran. Meskipun Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang menarik, sebagian besar dari mereka belum didukung dengan infrastruktur yang memadai. Hal ini menyebabkan banyak wisatawan merasa kurang puas dengan pengalaman mereka, yang berpotensi mengurangi jumlah kunjungan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengalokasikan dana yang lebih besar untuk pengembangan infrastruktur pariwisata, seperti pengembangan kawasan wisata, pembangunan hotel, dan peningkatan fasilitas transportasi. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia dalam sektor pariwisata juga sangat penting untuk memastikan pelayanan yang optimal bagi wisatawan.
Kenaikan tarif PPN juga harus disertai dengan transparansi dalam penggunaan dana yang diperoleh dari pajak tersebut. Pemerintah perlu memastikan bahwa dana yang diterima dari kenaikan PPN digunakan dengan efisien, terutama untuk pembangunan sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi, seperti sektor pariwisata. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pajak, masyarakat akan lebih memahami dan menerima kebijakan ini meskipun ada dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Pemerintah perlu membuka ruang dialog dengan masyarakat dan pelaku industri untuk mencari solusi yang saling menguntungkan dalam menghadapi dampak dari kebijakan fiskal ini.
Dampak kenaikan PPN terhadap sektor pariwisata Indonesia memang cukup besar, namun bukan tidak mungkin untuk menghadapinya. Pemerintah perlu menyusun strategi yang matang untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan ini, terutama bagi sektor yang paling terdampak seperti pariwisata. Dengan perencanaan yang baik dan kebijakan yang mendukung, sektor pariwisata Indonesia dapat terus tumbuh dan berkontribusi pada perekonomian negara. Sektor ini memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan daya beli masyarakat, asalkan ada upaya yang serius dari semua pihak dalam menghadapinya. (*)
Tentang Andhika Wahyudiono, klik link ini: https://andhik45.my.id/publikasi