email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Kamis, 21 Agustus 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Lazy Tolerance Mahasiswa UB

Laporan Riset Dosen UB: M. Faishal Aminuddin, Mohamad Anas, Prisca Kiki Wulandari dan Destriana Saraswati

by Redaksi Javasatu
31 Agustus 2020
ADVERTISEMENT

Konteks Persoalan

MORAL Camp Universitas Brawijaya merupakan program kemahasiswaan yang mempunyai dasar kuat dan memfokuskan diri pada upaya merawat kebhinnekaan melalui pendidikan toleransi berbasis kontekstual. Disebut kontekstual karena mahasiswa tidak hanya dibekali mengenai toleransi tetapi juga diajak untuk tinggal di tempat warga yang kehidupan sehari-harinya mencerminkan sikap toleran. Pada program ini, mahasiswa lintas fakultas hasil seleksi di lingkungan Universitas Brawijaya, selama 3 hari akan tinggal di rumah warga, tepatnya di Dusun Jamuran, Desa Sukodadi Kecamatan Wagir. Pilihan terhadap Dusun Jamuran pada tahun 2018 dan 2019 ini dikarenakan pada dusun ini praktik toleransi berjalan dengan sangat baik. Di samping mendapatkan materi pembekalan oleh pemateri yang ahli di bidang toleransi, agama, serta kebangsaan, peserta langsung berinteraksi dengan warga atau pemilik tempat tinggal sekaligus dengan tokoh-tokoh agama. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa betul-betul memahami dan sekaligus mempunyai sikap terbuka karena bersentuhan langsung dengan warga sekitar.

Selama lebih dua kali dilaksanakan, kini diperlukan untuk melakukan evaluasi mengenai efektivitas program tersebut. Evaluasi dilakukan dengan metode kuisioner dan wawancara sekilas bagi para mahasiswa yang telah mengikuti program MORAL Camp. Riset ini menggali lebih jauh, apakah project MORAL Camp berdampak efektif, mengubah pola pikir mahasiswa yang berwatak moderat dan toleran dan juga melihat sejauh mana pengaruhnya terhadap teman-teman sekitar mahasiswa yang pernah mengikutinya. Untuk memperkuat analisis, landasan teori yang digunakan berupa gagasan-gagasan besar dari para tokoh mengenai toleransi. Ide pokok yang muncul dalam toleransi berkisar mengenai keterbukaan, kerjasama, keadilan, tenggang rasa dan kasih sayang terhadap sesama.

Hasil Riset

Instrumen penelitian dibagikan kepada 40 orang mahasiswa yang mengikuti MORAL Camp secara acak. Setelah mahasiswa mengisi kuisioner yang dihasilkan maka data kuantitatif diinterpretasi dengan menggunakan Skala Likert. Rerata (Mean) masing-masing pernyataan yang diuji secara kuantitatif menunjukkan bahwa responden berada pada kriteria sangat toleran, toleran, dan cukup toleran. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan rerata tertinggi pada pernyataan no. 5: Saya memberikan kesempatan bagi siapa saja membentuk organisasi sesuai dengan minatnya, dengan skor 4,9 (Kategori sangat toleran), sedangkan rerata terendah pada pernyataan no. 11: Saya tidak terganggu dengan perilaku kelompok tertentu yang mengganggu aliran kepercayaan yang dianggap menyimpang, dengan skor 2,75 (Kategori cukup toleran).

Pada dimensi internal rerata di masing-masing pernyataan lebih stabil daripada dimensi eksternal. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya responden memiliki keinginan dari dalam dirinya untuk bersikap toleran. Akan tetapi karena sesuatu hal, baik pengaruh lingkungan (masyarakat, keluarga, sekolah) menjadi sebab responden kurang berani melakukan tindakan toleran secara nyata. Agar lebih jelas perbedaan fluktuatif rerata pada dimensi eksternal dan internal, maka disajikan dalam data berikut:

Pada kedua grafik di atas, dimensi eksternal terlihat lebih fluktuatif dan cenderung mencapai skor yang lebih rendah. Pernyataan-pernyataan pada variabel kasih sayang mencapai skor terendah di antara variabel lain.

BacaJuga :

Golkar Gresik Akan Musda XI 2 September, Cari Ketua Baru Pengganti Ahmad Nurhamim

Wali Kota Malang Resmikan Pengiriman Perdana Makan Bergizi Gratis, 3.200 Paket Disalurkan

Secara umum, dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh tim peneliti, peserta MORAL Camp masih belum begitu mengenal mengenai keberagaman bangsa Indonesia, apalagi intens dan berinteraksi dengan warga yang plural. Akibatnya, cara pandang mereka terasa sempit, setelah mengikuti MORAL Camp memang terjadi pergeseran cara pandang mereka terhadap liyan, akan tetapi hanya sebatas memahami dan sedikit lebih mengenal perbedaan satu dengan yang lain. Artinya, mereka sangat menghormati dan menghargai orang lain yang berbeda agama dan keyakinan, akan tetapi untuk mengarah pada kerjasama antar iman dan keyakinan, khususnya dalam bidang-bidang sosial, ternyata mereka tidak atau belum berani melakukan. Salah satu alasan yang muncul karena faktor lingkungan yang kurang mendukung, atau bahkan mungkin tersandera oleh keadaan.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa peserta Moral Camp dapat dikatakan belum sukses sepenuhnya karena sebetulnya program Moral Camp idealnya diarahkan untuk mendorong para mahasiswa agar tidak hanya sekedar melaksanakan toleransi yang malas (lazy tolerance) atau pasif, akan tetapi lebih dari hal tersebut, yakni mengarah pada keberanian untuk hidup bersama dan membuat program kerjasama lintas iman, keyakinan, suku dalam praktik-praktis sosial yang diarahkan untuk kemanusiaan universal berkeadilan. (***)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook

BERITA TERBARU

Puspen TNI Terima Atase Pers AS, Perkuat Diplomasi Pertahanan lewat Komunikasi Strategis

Golkar Gresik Akan Musda XI 2 September, Cari Ketua Baru Pengganti Ahmad Nurhamim

ADVERTISEMENT

Wali Kota Malang Resmikan Pengiriman Perdana Makan Bergizi Gratis, 3.200 Paket Disalurkan

Pemkot Malang Dorong Jurnalisme Warga Inklusif, Libatkan Penyandang Disabilitas

HUT IGTKI PGRI ke-75, Bupati Gresik Janjikan Rp7 Miliar Insentif Guru Non-sertifikasi

Prev Next

POPULER HARI INI

Diskon Pajak 80% dari Bupati Yani, Warga Gresik Serbu Kantor Kecamatan Bayar PBB

Publik Nilai Tepat, Irjen Pol Suyudi Ario Seto Dipromosikan Jadi Komjen dan Kepala BNN

PKK Kecamatan Gresik Gelar Lomba Penyuluhan 10 Program Pokok, Dorong Kreativitas dan Kemandirian

Panglima TNI Rotasi 414 Pati, Perkuat Regenerasi dan Soliditas Pertahanan

Golkar Gresik Akan Musda XI 2 September, Cari Ketua Baru Pengganti Ahmad Nurhamim

BERITA LAINNYA

Puspen TNI Terima Atase Pers AS, Perkuat Diplomasi Pertahanan lewat Komunikasi Strategis

KM Osela Tenggelam di Bangka Belitung, Bakamla Terjunkan Unsur Laut Bantu Cari Korban

PLN Dorong Perempuan Berdaya Lewat Seminar Women Empowerment di Pacitan

Panglima TNI Rotasi 414 Pati, Perkuat Regenerasi dan Soliditas Pertahanan

Bakamla RI dan Angkatan Laut Singapura Perkuat Kerja Sama Keamanan Maritim

Prev Next

BERITA KHUSUS

DPRD Kabupaten Malang dan Bupati Sanusi Sepakat Perkuat Tata Kelola Daerah

RSUD Gresik Sehati Resmi Dibuka, Percepat Akses Layanan Kesehatan di Gresik Selatan

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Diskon Pajak 80% dari Bupati Yani, Warga Gresik Serbu Kantor Kecamatan Bayar PBB

Publik Nilai Tepat, Irjen Pol Suyudi Ario Seto Dipromosikan Jadi Komjen dan Kepala BNN

Umpatan “Ndasmu” Menurut Rasa Bahasa Jawa

SDN Tanah Kalikedinding I Surabaya Meriahkan HUT ke-80 RI dengan Lomba Tradisional

Gang Mangkatan Gresik Tanamkan Cinta Tanah Air Sejak Usia Dini

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved