
[Opini]
S P I O N
Oleh: Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES – Pegiat Sinau Embongan Kota Malang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata Spion mempunyai dua definisi. Yang pertama adalah cermin cembung yang biasanya digunakan pada kendaraan bermotor, mobil ataupun kendaraan lainnya, yang mempunyai fungsi utama untuk membantu melihat obyek di belakang kendaraan. Meskipun jaraknya berjauhan, dengan melihat kaca spion, sopir kendaraan tersebut bisa melihat kendaraan yang berada di belakangnya. Sehingga, bisa membantu dalam keamanan selama berkendara. Baik ketika hendak memacu kendaraan, menyalip, berpindah jalur, berbelok hingga ketika kendaraan hendak mundur. Spion sangat dibutuhkan oleh sopir untuk keamanan selama berkendara.
Definisi yang kedua, spion adalah mata-mata atau agen rahasia yang bertugas untuk mencari, menggali dan mengumpulkan informasi yang bersifat rahasia. Termasuk tugas spion (spionase) adalah menyebarkan desas-desus, kabar bohong/ hoax dan informasi salah, yang bertujuan untuk menghancurkan musuh yang sedang dilawan. Pada saat ini, spion tidak hanya dimiliki oleh aparat penegak hukum (APH) saja. Bukan hanya ada pada lembaga negara seperti kepolisian, tentara, intelijen dan lainnya. Spionase juga digunakan dalam persaingan politik dan bisnis. Praktik-praktik Spionase juga dipakai oleh Partai Politik, Perusahaan, Korporasi hingga Investor.
Namun dalam tulisan ini, definisi spion yang digunakan adalah lebih kepada maknanya secara filosofis. Yaitu spion sebagai alat bantu untuk sejenak menengok ke belakang dalam perjalanan hidup, untuk mempelajari, menggali dan menganalisa masa lalu, untuk bisa diambil pelajaran, hikmah dan inspirasi hal-hal baik yang ada di masa lalu. Sejenak melihat spion, untuk belajar dari masa lalu. Kenapa kita harus menengok sejenak ke masa lalu dan berani mengambil pelajaran dari masa lalu? Tentu saja, kita belajar dari masa lalu bukan untuk sekedar mencari-cari kesalahan di masa lalu. Kita belajar dari sejarah masa lalu, juga bukan untuk hidup di masa lalu. Justru kita belajar dari sejarah masa lalu, untuk bisa lebih memantapkan langkah-langkah hari ini dalam membangun masa depan menjadi lebih baik.
Setiap orang, sebaiknya menyempatkan diri sejenak untuk menengok spion dalam hidupnya. Berani melakukan otokritik kepada diri sendiri. Jujur mengkoreksi diri sendiri. Tulus mengakui kesalahan diri sendiri. Mengambil pelajaran dari masa lalu, memetik hikmah dari setiap kejadian yang sudah terjadi. Dengan demikian, setiap langkah yang hendak diambil hari ini, setiap keputusan yang hendak dijalankan hari ini, benar-benar sudah dipikirkan dan dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya sekedar memperbaiki kesalahan-kesalahan di masa lalu. Tetapi juga sekaligus untuk menciptakan terobosan, solusi dan inovasi yang benar-benar mampu membangun masa depan lebih baik. Yang sudah mempunyai referensi-referensi terpercaya dari berbagai kejadian atau sumber-sumber kebijaksanaan yang diperoleh dari mempelajari sejarah masa lalu.
Sebagai salah satu contoh, dalam membangun Kota Malang ke depan, ada baiknya kita sejenak menengok spion ke belakang pada periode 2018 – 2023. Pada masa itu, Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko menjabat sebagai Walikota dan Wakil Walikota Malang. Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko, menjabat mulai 23 September 2018 – 23 September 2023. Pelajaran apa yang bisa kita ambil pada periode tersebut? Inspirasi apa saja yang bisa kita pelajari? Kebijaksanaan apa saja yang bisa kita teladani? Hingga hal-hal kurang baik apa saja yang tidak boleh kita ulangi pada saat ini? Serta masih banyak hal-hal yang bisa kita pelajari pada periode Sutiaji & Sofyan Edi Jarwoko, ketika menjabat sebagai Walikota dan Wakil Walikota Malang (2018 – 2023).
Ketika Sutiaji & Sofyan Edi Jarwoko dilantik sebagai Walikota dan Wakil Walikota Malang, saat itu kepercayaan seluruh warga Kota Malang sedang berada pada titik paling rendah dalam sepanjang sejarah Kota Malang. Karena pada awal tahun 2018, Kota Malang terjadi Tsunami Politik. Bahkan menjadi headline seluruh media massa nasional. Yaitu ketika hampir seluruh anggota DPRD Kota Malang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan Walikota Malang saat itu (Abah Anton) dan beberapa pejabat Pemkot Malang, termasuk Sekda Kota Malang saat itu, juga ikut terseret kasus korupsi dan ditangkap oleh KPK.
Kota Malang saat itu, memecahkan rekor jumlah penyelenggara negara pemerintah daerah yang ditangkap KPK. Rasa hormat dan kepercayaan dari seluruh warga Kota Malang kepada Pemkot Malang, benar-benar mencapai titik paling rendah dalam sejarahnya. Sutiaji & Sofyan Edi Jarwoko, dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, dalam situasi dan kondisi Kota Malang dalam titik nadir akibat Tsunami Politik yang menghebohkan nasional tersebut. Praktis, masa selama satu tahun (2018 – 2019) pada awal Sutiaji & Sofyan Edi Jarwoko, sangat luar biasa berat sebagai Walikota dan Wakil Walikota Malang. Akibat Tsunami Politik tersebut, terjadi Pergantian Antar Waktu (PAW) dari hampir seluruh anggota DPRD Kota Malang. Hal ini sangat berdampak pada berbagai program kerja yang hendak dijalankan oleh Pemkot Malang pada periode 2018 – 2019.
Selain itu, belum genap satu tahun Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, pada bulan April 2019 berlangsung Pileg & Pilpres serentak. Perhelatan tersebut, jelas sangat berdampak pada proses pelaksanaan pembangunan daerah Kota Malang. Terutama dalam pengambilan kebijakan-kebijakan yang melibatkan anggota DPRD Kota Malang. Sehingga beberapa percepatan program kerja pembangunan daerah Kota Malang, harus tertunda karena menunggu anggota DPRD Kota Malang yang baru hasil dari Pileg 2019. Itulah kenapa selama tahun 2019, Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko, selaku Walikota dan Wakil Walikota Malang, terkesan lambat dalam menjalankan program kerja pembangunan daerah Kota Malang.
Sebenarnya, awal tahun 2020 adalah angin segar bagi masa pemerintahan Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko. Pada awal tahun 2020 ini, sudah mulai tampak “kuda-kuda” yang akan memacu akselerasi berbagai program kerja pembangunan daerah Kota Malang. Anggota DPRD Kota Malang sudah dilantik dan mulai bekerja. Kepercayaan warga Kota Malang mulai beranjak naik. Beberapa ruang kolaborasi dan partisipasi publik, sudah mulai dibangun oleh Pemkot Malang dengan berbagi peran antara Sutiaji sebagai Walikota Malang dan Sofyan Edi Jarwoko sebagai Wakil Walikota Malang. Sekilas tampak sepwrti berjalan masing-masing. Tetapi keduanya, membuat arus dan gelombang yang satu frekuensi dalam mewujudkan berbagai program kerja pembangunan daerah Kota Malang.
Sayangnya, masa awal tahun 2020 yang penuh harapan ini, harus dibuyarkan karena adanya Darurat Nasional Wabah Virus Covid-19 (Corona). Tanggal 2 Maret 2020, Pemerintah Nasional Indonesia resmi mengumumkan Darurat Nasional Wabah Virus Corona. Hingga tanggal 21 Juni 2023, Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo) resmi mencabut status Darurat Pandemi Covid-19. Masa kedaruratan pandemi virus Corona, berlangsung mulai tanggal 2 Maret 2020 hingga pertengahan tahun 2022.
Lalu, pada tanggal 1 Oktober 2022, terjadilah peristiwa Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. Yang menewaskan 135 orang. Ini adalah tragedi terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia. Tragedi Stadion Kanjuruhan jelas telah memberikan luka yang begitu dalam bagi seluruh masyarakat Malang Raya. Tragedi ini jelas berdampak pada berbagai program kerja pembangunan daerah Malang Raya. Hampir satu tahun (Oktober 2022 – Oktober 2023), Aremania melakukan demontrasi #UsutTuntas. Sebagian besar, demontrasi tersebut dilakukan di Kota Malang. Aksi Demontrasi #UsutTuntas dari Aremania selama 2022 – 2023, mendapatkan perhatian yang serius dari Pemkot Malang.
Dengan berbagai peristiwa luar biasa selama lima tahun masa jabatan Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko, sebagai Walikota dan Wakil Walikota Malang, yaitu mulai 23 September 2018 – 23 September 2023, apa saja yang sudah dibangun oleh Pemkot Malang? Kita bisa menyebutnya mulai dari pembangunan Islamic Center, Jembatan Kedungkandang, Mini Block Office, Gedung Malang Creative Center (MCC), Kayu Tangan Heritage, Jembatan Tunggulmas (Tunggulwulung – Tlogomas), Revitalisasi Pagar Balaikota Malang & Pagar Alun-alun Tugu Kota Malang, serta revitalisasi beberapa pasar rakyat di Kota Malang.
Pada indikator perekonomian, Pemkot Malang mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan justru pada saat terjadi pandemi virus Corona tahun 2020 – 2021. Dari yang asalnya -2,26% pada tahun 2020 saat pandemi corona melanda, tumbuh menjadi 4,21% di tahun 2021. Kemudian pada tahun 2022, perekonomian Kota Malang tumbuh sangat mengesankan mencapai 6,32 persen. Angka ini bahkan melebihi pertumbuhan sebelum pandemi dan menjadi rekor tertinggi pada skala nasional pada saat pandemi virus Corona masih berlangsung.
Sebagai seorang manusia biasa, Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko, pada saat menjabat sebagai Walikota dan Wakil Walikota Malang, selama satu periode (5 tahun/ 2018 – 2023), tentu mempunyai kekurangan ataupun kesalahan/ kekhilafan. Namun, ketika kita secara obyektif bisa melihat apa saja yang sudah dibangun oleh Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko, selama 5 tahun menjabat sebagai Walikota dan Wakil Walikota Malang, kita tentu harus memberikan apresiasi yang layak. Karena telah mampu memimpin dan membangun Kota Malang, selama 5 tahun, dalam situasi dan kondisi yang penuh tantangan dan problematika yang berat. Hampir 3 tahun di dalamnya adalah masa terberat karena adanya pandemi virus Corona. Yang di dalamnya dilakukan berbagai kebijakan Refocusing penggunaan anggaran pembangunan daerah. Yang diutamakan untuk penanganan selama pandemi virus Corona berlangsung.
Selama 5 tahun (2018 – 2023) menjabat sebagai Walikota Malang dan Wakil Walikota Malang, yang di dalamnya terdapat hampir 3 tahun (2020 – 2023) masa terberat karena adanya pandemi virus Corona, serta adanya Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, ternyata Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko telah mampu membangun Islamic Center, Jembatan Kedungkandang, Mini Block Office, Gedung Malang Creative Center (MCC), Kayu Tangan Heritage, Jembatan Tunggulmas (Tunggulwulung – Tlogomas), Revitalisasi Pagar Balaikota Malang & Pagar Alun-alun Tugu Kota Malang, serta revitalisasi beberapa pasar rakyat di Kota Malang.Tentu semuanya itu bukanlah hal yang mudah dilakukan. Apalagi dalam masa-masa yang penuh tantangan, tekanan dan problematika yang sangat luar biasa.
Maka, tidak berlebihan jika kita bersama menjadikan periode 5 tahun (2018 – 2023) masa jabatan Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko, sebagai SPION yang sesekali perlu untuk dilihat, dibaca ulang, dipelajari, digali dan dianalisa, untuk dijadikan sebagai referensi serta pembelajaran dalam membangun masa depan Kota Malang menjadi lebih MBOIS BERKELAS. Perbaiki yang kurang, tingkatkan yang sudah baik. Pelajari insightnya, kembangkan inspirasi dan inovasinya. Toh, tidak ada hal yang benar-benar baru di bawah kolong langit ini. Dan semuanya yang ada saat ini, pastilah berasal dari hal-hal yang sudah ada di masa lalu.
Seperti petuah dari Sir Isaac Newton, “If I have seen further, it is by standing on the shoulders of giants.” Itulah kenapa kita semuanya sangat membutuhkan spion. Agar kita selalu bisa melihat lebih jauh dengan berdiri di atas pundak para raksasa pada masa lalu.