JAVASATU.COM-GRESIK- Pemanfaatan tempat parkir bus pariwisata pengantar rombongan peziarah wisata religi Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Jalan Martadinata, Kelurahan Lumpur dinilai kurang maksimal oleh para pengunjung/ peziarah dan pedagang. Ini imbasnya.
Salah seorang pedagang suvenir di areal samping makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, H Abdul Hamid mengungkapkan, akibat tidak maksimalnya pemanfaatan parkir bus tersebut berdampak kepada sepinya pengunjung yang belanja di kawasan pasar suvenir samping makam Syekh Maulana Malik Ibrahim.
“Karena peziarah tidak melewati lapak dagangan di pasar ini. Itu karena tidak maksimalnya pemanfaatan parkir bus yang di Lumpur. Bus parkir di Sunan Giri atau di Masjid Agung Gresik. Kemudian diangkut ke makam Syekh Maulana Malik Ibrahim menggunakan angkot dan turun di depan makam. Otomatis pengunjung tidak mampir ke lapak dagangan. Dan jadinya dagangan kami sepi,” ungkap H Hamid, Senin (5/6/2023).
Untuk itu, H Hamid berharap pemerintah setempat segera memiliki solusi cerdas dalam memecahkan persoalan ini. Ini persoalan cukup lama, tapi tak ada solusi.
“Ini dampaknya terutama dipendapatan ekonomi masyarakat pedagang. Bahkan ke retribusi pemasukan daerah,” tukas H Hamid.
Persoalan lain. Salah satu peziarah asal Jawa Tengah, Pujiono mengeluhkan rute perjalanan menuju makam Syekh Maulana Malik dari makam Sunan Giri dan sebaliknya yang harus masuk jalan Tol.
“Iya, rute dari makam Sunan Giri ke makam Syekh Maulana Malik Ibrahin atau sebaliknya yang harus masuk jalan Tol dulu, kemudian keluar di pintu exit Tol Manyar ini kurang efektif. Karena di exit tol itu (Manyar) sering macet. Terutama saat sore hari, macetnya parah,” kata Pujiono, Senin (5/6/2023).
Dirinya berharap kepada pemangku kebijakan di Kabupaten Gresik memberikan solusi terbaik bagi peziarah. Menurutnya, dengan banyaknya peziarah yang berkunjung, berdampak kepada peningkatan pemasukan daerah itu sendiri.
“Saya berharap dinas terkait bekerja sama untuk menangani ini, agar rute khusus bus peziarah lewat bawah, mungkin juga bisa berdampak terhadap pendapatan daerah mas”, urai Pujiono.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparekrafbudpora) Kabupaten Gresik, dr Saifuddin Ghozali melalui Kepala UPT Destinasi Wisata Terpadu Kawasan Gresik, Sudarmanto mengungkapkan, kondisi itu sudah banyak dikeluhkan. Dan itu juga berdampak pada pendapatan retribusi daerah.
“Iya pastinya berdampak pada retribusi pendapatan daerah, jika pemanfaatannya tidak maksimal. Karena setiap pengunjung ke dua wisata itu kami kenakan retribusi pengunjung yang dibuktikan dengan karcis sesuai aturan yang berlaku,” ungkap Sudarmanto.
Pihaknya berjanji ke depan akan terus melakukan koordinasi dan kerjasama dengan para pemangku kebijakan untuk mencari solusi terbaik.
“Kita akan terus mengintensifkan komunikasi dan kerja sama mencari solusi yang terbaik, agar pelayanan terhadap peziarah bisa maksimal dan tidak menjadi beban pengunjung atau peziarah serta pedagang. Imbasnya peningkatan pemasukan daerah,” pungkas Sudarmanto.
Sementara itu, data terhimpun. Lokasi terminal ini tepat berada di sebelah timur kompleks industri PT Petrokimia Gresik serta berjarak 1 km sebelah utara Pasar Gresik dan Terminal Gubernur Suryo.
Satu-satunya moda transportasi umum yang tersedia di Terminal Lumpur adalah angkutan pengumpan (shuttle) jenis Isuzu Elf bernama Angkutan Khusus Wisata Religi Maulana Malik Ibrahim. Angkutan tersebut merupakan fasilitas transportasi yang disediakan Pemerintah Kabupaten Gresik.
Rute keberangkatan angkutan pengumpan dimulai dari Terminal Lumpur menuju Pelabuhan Gresik, Alun-alun dan berakhir di Halte Jalan Pahlawan. Sedangkan rute kembali angkutan pengumpan dimulai dari Halte Jalan Pahlawan menuju Simpang 5 Petro, Terminal Gubernur Suryo dan kembali lagi ke Terminal Lumpur. (Bas/Saf)