Javasatu,Gresik- Hal ini mendapat dukungan serius dari Pemkab Gresik serta masyarakat sekitar.
Kepala BKSDA Jawa Timur Wilayah II Gresik, Wiwied Widodo mengatakan Kawasan Ekosistem Ekowisata (KEE) Ujungpangkah merupakan kawasan yang memiliki nilai penting sebagai ekosistem mangrove yang cukup luas dengan memiliki keanekaragaman 18 jenis mangrove.
Selain itu, sebagai tempat hidup 73 jenis burung air baik penetap maupun jenis burung migran seperti Pelikan Kacamata (Pelecanus consipicillatus) serta Berang-berang dan Monyet ekor panjang.
“Nah, aksi perburuan yang terjadi harus menjadi perhatian bersama. Satwanya tidak boleh dihabisi,” katanya usai konsolidasi Forum Pengelola KEE Ujungpangkah atas kerjasama ARuPA dengan didukung USAID-BIJAK di Hotel Horison Gresik pada Senin (12/4/2021).
Wiwied berucap, salah satu upaya yang akan dilakukan adalah melakukan sosialisasi masif terhadap larangan perburuan ilegal burung air yang saat ini masih marak ditemui.
Pihaknya juga telah memetakan motif perburuan yang dilakukan oleh orang yang tak bertanggungjawab diantaranya karena motif ekonomi dan adanya pasar gelap sebagai kebutuhan kuliner burung.
“Nantinya yang berburu itu juga kita gandeng, kita berikan solusi untuk meningkatkan ketrampilan. Motif mereka yang berburu itu karena ekonomi dan adanya kebutuhan untuk dijadikan kuliner,” ucap dia.
Direktur ARuPA Edi Suprapto menyatakan pihaknya telah melakukan pendampingan maksimal ke masyarakat tiga desa yang meliputi Desa Pangkahwetan, Pangkahkulon dan Banyuurip.
Edi berkata di kawasan tersebut merupakan sebuah wilayah delta yang terbentuk pada muara Sungai Bengawan Solo. Maka dari itu butuh kolaborasi semua pihak.
“Dalam pengembangannya nanti adalah kolaborasi dari semua pihak baik masyarakat, desa, pokdarwis, pemerintah dan perusahaan swasta,” katanya.
Mewakili Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Pejabat Sekda Abimanyu Poncoatmojo Iswinarno mengungkapkan pihaknya sangat mendukung adanya KEE Ujungpangkah. Hal ini sesuai visi-misi Nawakarsa Bupati.
“Ada visi-misi Nawakarsa Bupati tentang kelestarian lingkungan. Tentu dalam waktu dekat kami akan melakukan sesuatu. Salah satunya bekerja dengan kolaborasi,” tambahnya.
Abimanyu berharap, adanya KEE di wilayahnya ini berdampak positif terhadap kemajuan daerah. Minimal, warga di daerah pesisir Ujungpangkah bisa maju dan mandiri serta dapat menjaga kelestarian alam.
Sementara itu, Kedes Pangkahwetan Syaifullah Mahdi yang didampingi Kades Pangkahkulon Ahmad Fauron dan Kades Banyuurip Ihsanul Haris sepakat membuat peraturan desa bersama dalam rangka meminimalkan aksi perburuan.
Mahdi menyatakan, perdes bersama ini merupakan salah satu instrumen dan bentuk dukungan terhadap KEE Ujungpangkah dalam menjaga keseimbangan ekosistem daratan dan perairan.
“Jadi kami, kades tiga desa sepakat dengan adanya perdes bersama tolak perburuan di kawasan KEE Ujungpangkah Gresik. Ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap kelestarian lingkungan hidup di kawasan kita,” terangnya. (Bas/Nuh)