Javasatu,Malang- Ada yang spesial di jajaran Kepolisian Resor (Polres) Malang pada saat melakukan press release hasil ungkap kejahatan di wilayahnya. Di situ ada seorang wanita muda penerjemah bahasa isyarat yang berdiri di samping Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar.
Polres Malang sengaja menghadirkannya guna mengikuti program Presisi yang diusung Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
“Ini memang program baru. Mulai hari ini sampai seterusnya akan ada penerjemah bahasa isyarat. Setiap press release akan kita hadirkan,” kata Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar, Rabu (3/2/2021).
Wanita penerjemah bahasa isyarat itu bernama Dyah Retno Dewi warga Kecamatan Sumberpucung. Yang menerangkan sebelum dilibatkan dalam program Presisi ini, dirinya sudah beberapa kali mengikuti kegiatan yang membutuhkan penerjemah bahasa isyarat.
“Dulu pernah waktu seminar batik Disnaker. Terus diminta tolong Pak Sanda waktu beliau masih menjadi Bhabinkamtibmas di Karangkates,” ucap Dyah.
Wanita 34 tahun mengungkapkan awal mempelajari bahasa isyarat. Ini berawal pada tahun 2012 silam. Belajarnya pun cukup sederhana, cukup membaur dengan kaum disabilitas.
“Saya mengajar di SLB PGRI Sumberpucung sejak tahun 2012. Saya sebenarnya bukan lulusan PLB (Pendidikan Luar Biasa, red), saya lulusan bidan. Saya belajar disana sama anak-anak. Otodidak, mengalir saja,” terang Dyah.
Berita Lainnya:
-
Menteri Dalam Negeri Terima Surat Teguran Terkait Penetapan Wabup Bekasi – Nusadaily.com
-
Isu Restui Moeldoko Ambil Alih Partai Demokrat, Ini Jawaban Mahfud MD – Nusadaily.com
-
Gak Ada Akhlaq, MPU Ugal-ugalan Pepet Polisi Hingga Jatuh – Nusadaily.com
-
Pemerintah Bangun BTS 4G di Papua – Nusadaily.com
-
Selebgram Rachel Vennya Gugat Cerai Niko Al Hakim – Nusadaily.com
Dyah mengaku, pada awal mempelajari bahasa isyarat memang ada kesulitan tersendiri.
“Awalnya memang kesulitan, tapi lama-lama bisa. Sukanya banyak sih. Kalau dukanya tidak ada karena anak-anak itu punya kelebihan masing-masing. Malah saya yang merasa kekurangan. (Agb/Saf)