JAVASATU.COM- Ada keresahan besar yang dirasakan Akbar Faizal tentang kualitas nalar anak bangsa. Mengapa anak-anak kita sulit menjelaskan pikiran mereka sendiri? Apakah benar IQ rata-rata orang Indonesia rendah?
Prof. Stella Christie dengan tegas membantah mitos inferioritas tersebut. “Ilmuwan yang mengatakan itu (IQ Indonesia 80) dia sudah dipecat,” tegas Stella. Menurutnya, narasi IQ rendah justru mematikan ruang gerak anak.

Sistem yang Membungkam
Stella menjelaskan bahwa kemampuan berpikir logis sudah dimiliki manusia sejak bayi. Masalahnya, sistem pendidikan kita tidak memberikan “insentif” bagi anak untuk bertanya atau berargumen.
“Lebih banyak hukumannya atau dibilang ‘entar dulu jangan ribut-ribut’… daripada diberikan insentif,” kritik Stella.
Matematika Sejak Bayi?
Sebagai ilmuwan kognitif, Stella menyayangkan jarangnya penggunaan evidence-based (bukti sains) dalam metode mengajar di Indonesia. Ia memberi contoh radikal: matematika bisa diajarkan sejak dini, bahkan pada bayi, namun bukan dengan rumus.
“Besok kita ke sekolah, kita jalan yuk. Kita hitung yuk berapa langkah?” contoh Stella . Percakapan sederhana yang mengandung unsur angka (mathematical sense) inilah yang terbukti secara sains membangun otak anak, namun jarang dilakukan orang tua di Indonesia .
Proyek Ambisius: Sekolah Garuda
Untuk mencetak pemimpin masa depan yang beragam, Stella merancang program “Sekolah Unggul Garuda”. Program ini terdiri dari pembangunan 20 sekolah baru dan pembinaan sekolah eksisting (seperti Pradita Dirgantara) .
Kurikulumnya akan mengadopsi International Baccalaureate (IB) karena terbukti meningkatkan peluang diterima di universitas top dunia . Yang menarik, sekolah ini mewajibkan asrama agar anak Papua bisa hidup bersama anak Aceh, memecah sekat kesukuan sejak dini. (Jup)
Sumber: Diolah dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored (Tayang: 4 Desember 2025)