JAVASATU.COM-MALANG- Kepolisian Resor (Polres) Malang menangkap dua pelaku yang ditengarai sebagai pengedar pil koplo berlogo Y. Mereka adalah DNI (21) dan CKD (29). Keduanya merupakan warga Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana melalui Kasi Humas Polres Malang IPTU Ahmad Taufik mengatakan, para pelaku menjual obat dengan sasaran pelanggan yang masih dalam usia remaja.
“Peredaran obat-obat ini indikasinya diedarkan oleh pelaku dengan sasaran usia remaja, karena harganya yang relatif murah dan mudah untuk dikonsumsi,” kata Taufik saat ditemui di Polres Malang, Senin (10/4/2023).
Penangkapan berawal dari masyarakat yang menginformasikan adanya seorang pemuda yang mengganggu ketertiban umum karena mabuk di jalanan wilayah Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Sabtu (8/4/2023) malam.
Selanjutnya dilakukan penangkapan dan penggeledahan, pemuda itu kedapatan menyimpan Pil Koplo dengan Logo Y, yang disimpan di saku celananya.
Dari hasil pengembangan, obat terlarang tersebut berasal dari pelaku DNI, yang tinggal di sebuah rumah di Desa Tambak Asri, Keceamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Dari tangan DNI, petugas berhasil menyita 55 butir tablet warna putih logo Y yang dikemas dalam 11 paket kecil dan juga menyita uang Rp 115 ribu, yang merupakan hasil penjualan pil koplo.
“Penangkapan berawal dari laporan warga yang resah dengan peredaran obat-obatan di wilayah Gondanglegi, petugas kemudian menindak lanjuti laporan tersebut hingga kemudian berhasil mengamankan tersangka DNI pada Minggu, (9/4/2023) sekitar pukul 14.00 WIB,” ujarnya.
Dari penangkapan pertama, lanjut Taufik, petugas kemudian mengembangkan kepada tersangka lain yang selama ini berperan sebagai pemasok pil koplo kepada DNI.
Kasus kedua diungkap pada hari yang sama. Hanya berselang satu jam dari penangkapan DNI, polisi berhasil mengamankan CKD di sebuah rumah di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sumbermanjingwetan, Kabupaten Malang.
Dari tangan CKD, polisi menyita 25 butir pil warna putih dengan logo Y. Petugas juga mengamankan uang Rp 1,1 juta rupiah yang merupakan hasil dari penjualan pil koplo.
Dihadapan petugas mereka mengaku, rata-rata menjual obat ilegal ini dengan harga Rp 15 ribu rupiah hingga Rp 25 ribu rupiah. Untuk satu paket berisi 10 butir pil koplo.
“Tersangka mengedarkan obat-obatan itu dengan paket kecil berisi 5 sampai 10 butir, dengan harga bervariasi antara Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu,” ujarnya.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan Pasal 196 juncto Pasal 98 Ayat (2) dan Ayat (3) UU RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, atau Pasal 197 juncto Pasal 106 Ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Ancaman penjara paling lama 10 hingga 15 tahun dan denda sebesar Rp 1,5miliar. (Agb/Nuh)