JAVASATU.COM-MALANG- Menekuni dunia hiburan sekaligus dunia bisnis jadi pilihan hidup Aurel Oktavia. Penyanyi yang membawa karakter otentik Indonesia melalui dangdut berbahasa Jawa.
Menekuni panggung hiburan sekaligus menggeluti dunia bisnis, itulah peran ganda yang dilakoni Aurel Oktavia. Ia merupakan musisi muda asal Malang yang kini mulai dikenal sebagai generasi baru penyanyi dangdut berbahasa Jawa di blantika musik nasional.
Kemunculan Aurel ikut menguatkan trend lagu dangdut berbahasa Jawa yang kini semakin digandrungi banyak orang. Dari yang dulunya dianggap identik musiknya orang pinggiran, sekarang berhasil menembus pendengar musik arus utama (mainstream), termasuk ke telinga kalangan anak muda.
Sepeninggal ikon penyanyi lagu Jawa, Didi Kempot, wajah-wajah musisi yang biasa menyanyikan lagu Jawa, silih berganti mewarnai blantika musik tanah air. Yang paling fenomenal tentu saja Denny Caknan, penyanyi dan pencipta lagu koplo yang populer sejak membawakan lagi Kartonyono Medot Janji.
Lalu ada Helarius Daru Indrajaya atau biasa akrab disapa Ndarboy Genk, Dory Harsa, dan Sonny Josz. Banyuwangi juga menyumbang penyanyi lagu Jawa, yaitu Cak Diqin dan generasi di bawahnya, Farel Prayoga.
Sebagai generasi baru penyanyi lagu berbahasa Jawa, kehadiran Aurel terbilang sangat serius. Demi keinginannya membawa genre dangdut berbahasa Jawa naik kelas, kini bernaung di bawah label musik Andromeda Record sejak awal 2022.
Uniknya, Aurel sebenarnya sudah dikenal sebagai pebisnis muda yang menekuni sejumlah usaha di Malang, Jawa Timur. Diantaranya Hakana Coffee yang berlokasi di Jalan Manunggal No.13 Malang. Kafe ini telah ia dirikan sejak 2020. Selain itu, Aurel juga masuk ke bisnis skincare lewat brand Rell Beauty. Melalui bisnis terbarunya ini, ia meluncurkan produk-produk perawatan kecantikan kulit.
“Dunia hiburan atau entertain maupun entrepreneur atau wirausaha itu mirip. Sama-sama mengasah talenta yang ada pada diri kita,” kata Aurel. Oleh karena itu, Aurel memberi perhatian yang sama seriusnya baik pada bisnis maupun musik.
Aurel pun mengajak anak muda seumurannya untuk teras mengasah potensi diri. Menurut Aurel, masa muda adalah masa-masa eksperimental yang sayang untuk dilewatkan.
“Kita harus kenali potensi diri kita dan jangan ragu untuk mengasahnya dengan kerja keras,” pungkas Aurel.
Kisah Aurel Menekuni Dangdut Bahasa Jawa
Latar belakang Aurel sendiri cukup unik dan menarik, sebelum terjun ke pentas musik dangdut. Gadis Malang ini awalnya justru dikenal saat memenangkan lomba melafalkan ayat-ayat suci Al-Quran (Qori’) mewakili Provinsi Jawa Timur di ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).
Aurel adalah anak pasangan Usep Hidayat dan Siti Muntama. Niatnya menekuni dangdut awalnya sempat ditentang keras oleh sang ayah. Namun Aurel kemudian bisa meyakinkan orangtuanya dengan mencari rezeki dari panggung ke panggung di Jawa Timur.
Usep pun luluh dan merestui jalan hidup yang dikehendaki Aurel.
“Selama niat kita baik, termasuk untuk membanggakan orang tua, yakin saja orang tua pasti akan merestui,” kata Aurel mengenang awal ia merintis karir di panggung musik.
Nama Aurel perlahan semakin dikenal di kalangan pecinta dangdut. Para penggemar Aurel pun menyebut dirinya sebagai Uwel Lover. Mereka tidak hanya menyukai suara Aurel yang merdu, tetapi juga karakternya yang sangat sopan ke penggemarnya.
Kiprah Aurel di ibu kota ditandai dengan kemunculan single perdana berjudul “Lemah Teles” yang diciptakan oleh Vicky Prasetyo. Suara merdu Aurel di single “Lemah Teles” ini bahkan menjadi soundtrack di Sinetron RT Kampung Ambyar, MNCTV.
Tak berhenti sampai disitu, Aurel kemudian meluncurkan single baru lain yang berjudul “Tamu Kondangan”. Dalam lagu Tamu Kondangan, Aurel Oktavia kembali menggunakan bahasa Jawa.
Lirik lagu Tamu Kondangan sendiri menceritakan tentang kisah perempuan yang hancur karena ditinggal nikah tiba-tiba oleh kekasihnya. Tanpa ada kabar, tahu-tahu ia mendapat undangan dari kekasihnya yang hilang dengan wanita lain.
“Banyak generasi muda yang menikmati dan menyukai musik berbahasa Jawa sebagai media ekspresi rasa dan emosi mereka. Jadi wajar kalau single lagu saya juga banyak mengambil tema yang bisa mewakili perasaan anak muda kita,” tutur Aurel.
Aurel pun optimis dengan popularitas lagu berbahasa Jawa ini akan terus terdongkrak. Mengingat sudah terbentuknya kelompok penggemar musik berbahasa Jawa seperti Sobat Ambyar.
“Realitas ini pula yang menyuntikkan semangat buat penyanyi wajah baru seperti saya. Lagu-lagu berbahasa Jawa harus eksis dan mapan,” ujar Aurel.
Kecintaan Aurel pada musik dangdut berbahasa Jawa bukannya tanpa alasan. Ia melihat bahwa musik berbahasa Jawa juga merupakan aset budaya Indonesia yang tak ternilai.
“Kita lihat Korea Selatan bisa mendunia dengan K-Pop. Artinya musik dengan karakter otentik itu bisa jadi aset berharga dari sebuah bangsa,” pungkas Aurel.
Aurel pun bertekad ingin turut mempopulerkan musik dangdut berbahasa Jawa. Tak hanya makin populer, Aurel juga ingin ikut membawa dangdut berbahasa Jawa bisa semakin moncer di masa depan. (***)