JAVASATU.COM- Dari pinggiran kota yang tenang, sebuah suara lantang menggema. Uncles Band, grup rock klasik asal Wonogiri dan Solo, merilis single perdana berjudul Musim Dusta yang menyorot tajam praktik korupsi di Indonesia. Lagu ini menjadi tajuk utama album pertama mereka, yang akan memuat delapan nomor termasuk satu instrumental.

“Kenapa negara ini terus dihantam korupsi? Masyarakat tahu, merasakan, tapi sering kali tak berdaya,” ujar Kristianto, gitaris sekaligus pendiri band, Kamis (15/5/2025).
Salah satu inspirasi kuat lagu ini adalah skandal pengoplosan Pertamax yang menyeret nama Pertamina dan sempat mengguncang publik. Kristianto mengaku muak melihat elite negeri terus bermain kotor, sementara rakyat kecil kian terjepit.
Uncles Band berdiri pada Mei 2023, bermula dari band tribut untuk God Bless. Namanya muncul karena satu personel mereka, Rakha Dewa yang kini masih duduk di bangku SMP harus bermain di antara para “om-om”. Uniknya, Rakha bukan sekadar tempelan; ia menyumbang lagu Dinding Hati dalam album ini, sekaligus menjadi simbol keberanian lintas generasi.
Selain Kristianto (gitar) dan Rakha (keyboard), formasi band ini terdiri atas Hoyen (vokal), Fandi (drum), dan Heru (bass). Mereka juga melibatkan drummer veteran Power Metal, Mugix Adam, untuk dua lagu: Musim Dusta dan Dua Wajah.
Album Musim Dusta dikerjakan selama empat bulan di MusicLab Production Wonogiri. Komposer muda Anggara, yang dikenal lewat sentuhan etnik dan orkestra, digandeng untuk memberi warna berbeda. Hasilnya adalah perpaduan rock klasik dengan aroma gamelan yang jarang muncul dalam industri musik arus utama.

Uncles Band tak hanya bicara politik. Ada lagu cinta, rock n’ roll, hingga balada. Namun, benang merahnya tetap: kejujuran dalam bermusik. Lagu Lady Konoha menawarkan selingan energik, sementara Lagu Untukmu menyasar pendengar muda yang lapar akan suara tulus dan lirik berkarakter.
“Kami bukan ingin ikut tren, kami ingin menyalakan kembali rock yang jujur, yang punya napas perjuangan,” kata Kristianto.
Di tengah dominasi pop digital, pilihan Uncles Band terasa nekat. Tapi justru di situlah daya pukau mereka. Menurut Kristianto, keaslian adalah kekuatan yang tak bisa dipalsukan algoritma.
Band ini sadar keterbatasan mereka sebagai musisi daerah. Para personel jarang bisa berkumpul utuh. Latihan pun kadang harus mencuri waktu di sela profesi lain: dosen, pengusaha, musisi panggung, dan pelajar. Namun bagi mereka, keterbatasan bukan alasan untuk diam.
“Kami ingin membuktikan bahwa daerah bukan berarti miskin karya,” tegas Kristianto.
Lewat kanal digital seperti YouTube, Spotify, dan TikTok (akun: uncles_official), Uncles Band mulai menyebarkan gaungnya. Lagu Musim Dusta kini sudah dapat didengar publik luas.

Diakhir, Kristianto menegaskan bahwa musik bukan sekadar hiburan, tapi juga medium kesadaran.
“Semua ini kembali ke yang Maha Kuasa. Jangan terus terlena di musim dusta,” ucapnya. Sebuah pesan lirih, tapi nyaring dari panggung kecil di Wonogiri untuk Indonesia yang jujur. (Saf)