JAVASATU-JAKARTA- Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh D.E.A mencatat ada tiga hal yang harus dilakukan para jurnalis di Indonesia saat era pandemi COVID-19.

Pertama, jurnalis melakukan protokol kesehatan jangan sampai berhenti, genjot terus. Kedua bangkitkan empati publik, naikkan derajat dari simpati ke empati. Berikan dukungan secara psikologis.
“Dan yang ketiga, sama-sama kita ketahui, dampak dari ini luar biasa. Saya coba hitung, per 2 Juli 2021, atau tiga empat hari lalu. Berapa yatim baru akibat dari COVID-19 ini, ada gelombang ada anak Yatim baru. Para jurnalis harus bangkitkan partisipasi publik” jelas M.Nuh saat memberikan arahan pembekalan peserta Fellowship Jurnalis Perubahan Perilaku (FJPP) dalam meliput PPKM Darurat bersama Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid 19 Nasional Letjen TNI Ganip Warsito, SE., MM secara daring, Kamis (8/7/2021).
M. Nuh meminta para jurnalis harus tetap mensosialisasikan penerapan dan aturan PPKM Darurat.
“Media tetap melakukan sosialisasi PPKM darurat ini, dalam hal ini tekankan pentingnya tetap di rumah saja,” tegas Muhammad Nuh dikuatkan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid 19 Nasional Letjen TNI Ganip Warsito.
Menurut Muhammad Nuh, bahwa urusan COVID-19 ini lintas sektor. Karena lintas dimensi, sehingga ketika ada case, maka penyelesaiannya mono dimensi maka tak akan bisa terselesaikan. Tools alat menyelesaikan harus sesuai dengan persoalan yang kita hadapi.
“Pemerintah terbatas sumber dayanya, kawan jurnalis terbatas sumber dayanya, masyarakat terbatas juga sumber dayanya. Padahal persoalannya kompleks. Persoalan itu derajatnya kompleks, tools-nya sederhana maka tak akan sampai,” pesan Nuh.
Menurutnya, harus menggabungkan resources atau seluruh sumber daya itu untuk melawan COVID-19. Ia menyebutkan respons publik pada awal COVID-19 dan saat ini sudah sangat berbeda. Awal dulu, dukungan dari masyarakat sangat banyak, namun sekarang relatif sepi. Faktornya kelelahan atau approach yang berbeda.
Nuh memakai pendekatan simple, ada 49 ribu yatim baru di Indonesia. Sehingga wartawan harus kerahkan secara all out, dari hulu dan hilir, semuanya harus tertangani dengan baik. Contoh ada saudara kita gaji Rp 4 juta – Rp 5 juta, tak sempat nabung operasional habis untuk rumah tangga. Ketika sang ayah kena COVID-19 kemudian meninggal dunia, maka rumah tangganya akan colaps.
“Ini yang harus juga kita tangani, dari hulu dan hilir. Ini andil teman-teman media untuk membangkitkan optimisme. Bangkitakan optimistis kita, jangan sampai pesimisme,” katanya.
Jangan sampai kita terjebak dalam kelelahan. Jika terjebak dalam ini, maka Nakes, rumah sakit, masyarakat akan lelah. Harus ada terobosan baru, jangan terjebak lelah fisik, psikis dan sosial. Karena nanti munculnya adalah give up atau menyerah.
“Jangan sampai lelah dan menyerah, ayo kita bangkitkan optimisme, jangan ada saling menyalahkan. Nanti energinya habis untuk saling menyalahkan. Bangun unity atau kebersamaan, yang berat akan bisa terpecahkan dengan baik,” ujarnya.
Baca Juga:
-
Kena Ciduk Polisi Pelaku Penyebar Video Hoax Pasar Gondanglegi – kliktimes.com
-
Percepatan Vaksinasi Kota Malang, 89 Ribu Dosis Vaksin Ditargetkan Habis 11 Juli 2021 – Nusadaily.com
-
Polres Batu Tutup Akses Mobilitas Kota Batu, Ribuan Kendaraan Dipaksa Putar Balik – Tugujatim.id
-
Diaspora Diduga Tipu Ratusan WNI, Kerugian Mencapai Ratusan Miliar – Javasatu.com
Belajar dari falsafah Jawa, kata Nuh. Di rumah orang Jawa zaman dulu ada paidon, tempat ludah dari tembaga. Tembaga adalah material yang bagus. Meskipun bagus tapi pemakaiannya untuk ludah. Nah, harus ada kelompok tertentu yang menampung ludahan itu. Maka tidak meludah sembarangan, tapi meludahnya di paidon tembaga tadi. Sehingga bisa dilokalisir di tempat tadi.
“Dalam dimensi bangsa ini, harus ada sekelompok orang dan masyarakat yang menampung umpatan, cacian, kemarahan. Tampung di sini, agar marahnya tak kemana-mana. Siapkan di interaksi sosial kita, forum untuk menuangkan keluh kesah, ketidaknyamanan agar beban psikis ter-realease, lepas,” paparnya.
Media bisa jadi partner diskusi soal itu. Maka Nuh memberikan apresiasi luar biasa terkait perjuangan melawan COVID-19 ini. Nuh mengajak doa bersama agar pandemi ini segera berakhir. (Cak)
Comments 3