JAVASATU.COM-GRESIK- Selasa (19/03/2024) malam, Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Gresik menggelar acara Suluk Kebudayaan 3 Teroka Budaya: Wirid, Hizib, Wifiq, dan Rajah. Acara yang berlangsung di Auditorium Yayasan Baituz Zahid Banyutengah Panceng Gresik ini menyoroti pentingnya menjaga dan melestarikan kekayaan budaya Nusantara di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.

Sebelum memulai diskusi tentang Suluk Budaya, peserta diajak untuk mengikuti Ngaji Kitab Kuning Khozinatul Asrar yang diasuh oleh Gus Zaimuddin dari ponpes Al-Karimi Tebuwung. Materi yang disampaikan mengenai penggunaan dan pengamalan Wirid, Hizib, Wifiq, dan Rajah sebagai bagian dari warisan budaya nenek moyang.
Beberapa pemateri narasumber yang turut berpartisipasi dalam acara tersebut antara lain K. Sholihuddin, Gus Zaimuddin, M. Ibrahim Dzurunain, dan Diaz Nawaksara. Mereka berbagi pengalaman dan pemahaman mereka mengenai Wirid, Hizib, Wifiq, dan Rajah dari segi sejarah, penggunaan, hingga pengalaman dalam mengamalkannya.
Ketua Pengasuh Yayasan Baituz Zahid Panceng, K. Sholihuddin, menekankan pentingnya istiqomah dalam menjalankan wirid serta meningkatkan keyakinan terhadap praktik tersebut sebagai upaya untuk membantu sesama.
“Ada 3 point untuk mengamalkan wirid. Pertama harus Istiqomah berkelanjutan terus menerus. Kedua disamping itu menambah power yang dimaksud disini adalah, Meningkatkan keyakinan terhadap wirid tersebut,” bebernya.
Ibrahim Dzurunain, atau yang akrab disapa Cak Roin Budayawan Gresik, membahas tentang penggabungan wirid dengan jurus Asmaul Husna. Dia menjelaskan bagaimana penggabungan ini dapat membangun kekuatan batin melalui pertunjukan tari atau teater.
Diaz Nawaksara dari Lesbumi PBNU dan seorang budayawan, mengulas sejarah dan terminologi Wirid, Hizib, Wifiq, dan Rajah, serta bagaimana konsep-konsep tersebut masuk ke dalam budaya Indonesia melalui gerakan sufi.

Menanggapi antusiasme peserta, Ali Imron, sang moderator sekaligus kreator acara, menyatakan kegembiraannya atas respon yang diberikan. Dalam suasana yang penuh dialogis, diskusi ini diharapkan memberikan inspirasi dan semangat dalam menjaga serta mengeksplorasi kekayaan budaya Nusantara.
Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk K. Moh Halim sebagai ketua Tanfidziyah MWCNU Panceng, Ketua Lesbumi Gresik Rakai Lukman, serta perwakilan dari GP Ansor, Fatayat, Muslimat, mahasiswa, dan pemerhati budaya. (Hoo/Nuh)