JAVASATU.COM-BATU– Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat birokrasi yang adaptif, responsif, dan berorientasi hasil nyata.
Melalui Jatim Retreat 2025 yang dibuka Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Jawa Timur mengambil langkah proaktif dalam mempersiapkan pemimpin birokrasi masa depan menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
“Retreat ini adalah ruang penyatuan frekuensi, ruang pembentukan daya tahan mental dan fisik, serta ruang untuk merekatkan kembali semangat pengabdian kita. Kepemimpinan yang kuat lahir dari kebersamaan visi dan ketangguhan jiwa,” ujar Gubernur Khofifah saat membuka kegiatan.

Retreat selama dua hari ini diikuti 72 pejabat pimpinan tinggi di lingkungan Pemprov Jawa Timur. Acara berlangsung di Pusat Pendidikan (Pusdik) Arhanud TNI AD, Kota Batu.
Jawa Timur menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menyelenggarakan retreat semacam ini, menyesuaikan dengan arahan pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.
Khofifah menekankan bahwa di era transformasi ini, kecepatan adaptasi, kolaborasi lintas sektor, dan ketepatan pelaksanaan program menjadi kunci dalam menjawab tantangan global dan nasional.
“Penyesuaian dan adaptasi harus terus dilakukan Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemprov Jatim. Baru kemudian dilakukan sinergi dan kolaborasi. Selain itu setiap rupiah dari APBD harus berdampak langsung ke masyarakat. Harus nyata, terukur, dan menjawab kebutuhan riil warga,” tegasnya.

Retreat ini juga menjadi sarana untuk menyelaraskan program prioritas daerah Nawa Bhakti Satya dengan visi nasional Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045.
“Banyak narasumber yang mengutip dan menyampaikan terkait Asta Cita. Melalui retreat ini, maka dapat membreakdown lebih detail supaya masing-masing perangkat daerah bisa paham Asta Cita dengan Nawa Bhakti Satya,” jelas Khofifah.
Program Nawa Bhakti Satya mencakup sembilan prioritas pembangunan, mulai dari Jatim Sejahtera, Jatim Kerja, Jatim Cerdas, hingga Jatim Lestari. Keseluruhan program tersebut berfokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat, daya saing daerah, serta keberlanjutan pembangunan.
Dalam forum tersebut, Gubernur Khofifah juga memaparkan capaian strategis pembangunan Jawa Timur.
Pada tahun 2024, ekonomi Jatim tumbuh sebesar 4,93% (c-to-c), menyumbang 14,39% terhadap PDB nasional dan 25,23% terhadap PDRB Pulau Jawa.
Tingkat inflasi pun terkendali di angka 0,77% (y-on-y) dan 1,44% (m-to-m), lebih baik dibandingkan rata-rata nasional.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono menambahkan bahwa Jatim Retreat 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat daya saing birokrasi.
“Ini momentum penting untuk memperkuat kapasitas, soliditas, dan arah kepemimpinan birokrasi, dengan tujuan membentuk kesamaan visi, meningkatkan daya adaptasi, dan menumbuhkan semangat kolektif dalam mengakselerasi transformasi pemerintahan yang responsif dan berdampak,” jelas Adhy.
Selama pelaksanaan, para peserta tidak hanya digembleng dengan aktivitas fisik ala militer, tetapi juga dibekali wawasan strategis dari berbagai narasumber nasional.
Narasumber yang dihadirkan berasal dari Pusdik Arhanud, KPK, Lemhannas RI, LAN RI, Kementerian PAN-RB, BKN, dan Kodam V/Brawijaya.
Turut hadir dalam acara ini antara lain Gubernur Lemhannas RI, Wakil Gubernur Jawa Timur, Pangdam V/Brawijaya, Kapolda Jatim, Danpussenarhanud, Danpusdik Arhanud, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu, serta pejabat dari IPDN.
Dengan semangat kolektif dan visi besar menuju Indonesia Emas 2045, Jawa Timur membuktikan keseriusannya dalam membangun birokrasi adaptif yang siap menjadi motor penggerak pembangunan nasional. (Jup)