JAVASATU.COM-MALANG- Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) meneguhkan komitmennya dalam memperbaiki layanan publik melalui program East Java Super Corridor (EJSC). Program ini bertujuan mendekatkan pelayanan Pemprov Jatim kepada masyarakat, diimplementasikan melalui Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil). Dari lima Bakorwil di Jawa Timur. Bakorwil III Jawa Timur menjadi garda terdepan dalam mengkoordinasi sembilan daerah Kota dan Kabupaten di wilayah tersebut. Lantas, bagaimana pelayanan Pemprov Jatim dengan Program EJSC yang hendak dilaksanakan oleh Bakorwil III Jawa Timur?
Kepala Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) III Provinsi Jawa Timur, Asep Kusdinar, S.Hut., MH mengungkapkan, Bakorwil III Jawa Timur bergerak cepat dalam membumikan layanan Program East Java Super Corridor (EJSC) dengan menyelenggarakan Program Kerja Nawa Bhumi Nitimira. Menurut dia, filosofi di balik Nawa Bhumi Nitimira mewakili semangat bersama untuk membangun sembilan daerah yang dikoordinasikan oleh Bakorwil III Jawa Timur, dengan tujuan menjadi pemimpin kemakmuran di Jawa Timur dan bahkan di seluruh Indonesia.
“Nawa adalah Sembilan. Bhumi adalah Tanah/ Daerah. Nitimira adalah Pemimpin Kemakmuran. Artinya, sembilan daerah yang dikoordinasi oleh Bakorwil III Jawa Timur, sedang digerakkan bersama-sama untuk menjadi Pemimpin Kemakmuran,” terang Asep, Kamis (15/02/2024).
Menurut dia, hal ini tentu sangat membutuhkan kerja bersama dan kolaborasi dari semua pihak. Khususnya pemerintah daerah kota dan kabupaten, yang dikoordinasi oleh Bakorwil III Jawa Timur. Serta dengan seluruh stakeholder yang ada. Maka, Nawa Bhumi Nitimira harus benar-benar digerakkan mulai dari akar rumput, dengan membawa nilai-nilai keluhuran dan kearifan lokal.
“Kita sangat berharap Nawa Bhumi Nitimira ini mampu menjadi Ikon Semangat Pembangunan Daerah di wilayah Bakorwil III Jawa Timur. Kita akan memberikan apresiasinya melalui Awarding Nawa Bhumi Nitimira. Setiap tahun diadakan. Tahun ini tema utamanya adalah Kebudayaan Lokal Awarding,” ujarnya.
Asep Kusdinar menambahkan bahwa saat ini Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) III Jawa Timur tengah melakukan komunikasi dan silaturahmi intensif dengan pemerintah daerah kota/ kabupaten yang dikoordinasikan oleh Bakorwil III Jatim. Upaya tersebut juga melibatkan berbagai pihak lainnya. Selain itu, Asep menyebut bahwa Bakorwil III Jatim sedang menjajaki kemungkinan pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebagai sumber dana untuk memperluas pembangunan kesejahteraan masyarakat.
“Kita sangat terbuka dengan berbagai pihak untuk bisa bekerjasama membumikan East Java Super Corridor/ EJSC ini. Termasuk kongkritnya melalui Program Kerja Nawa Bhumi Nitimira ini. Untuk membangun kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Kita punya semua potensinya. Inilah yang harus kita kerjakan bersama-sama,” sambung Asep Kusdinar, dalam arahannya saat ditemui di Ruang Sekda Kabupaten Blitar, pada saat pemaparan Nawa Bhumi Nitimira bersama jajaran Pemkab Blitar.
Sementara itu, menurut Drs. Izul Marom, M.Sc. selaku Sekda Pemkab Blitar, mengatakan bahwa saat ini Pemkab Blitar sedang menggaungkan tagline Blitar Land of The Kings. Yang artinya, Kabupaten Blitar sebagai Bumi/ Daerah Para Raja. Hal ini merujuk dari sejarah Kabupaten Blitar yang banyak terdapat situs dan peninggalan bersejarah yang terkait dengan para raja di Nusantara. Sebagai catatan, Kabupaten Blitar juga dikenal sebagai Daerah Seribu Candi. Yang bermakna bahwa di Kabupaten Blitar terdapat ribuan candi bersejarah.
“Saya sangat mendukung program kerja Nawa Bhumi Nitimira dari Bakorwil III Jatim. Karena program tersebut selaras dengan upaya kami untuk membangun Kabupaten Blitar dengan mindset kebudayaan. Kerja bersama dan kolaborasi dari sembilan daerah yang dikoordinasi oleh Bakorwil III Jatim ini, melalui Nawa Bhumi Nitimira, bisa menjadi inspirasi dan semangat bersama untuk menjadi Pemimpin Kemakmuran di Jawa Timur,” terang Izul Marom, saat pertemuan membahas Program Kerja Nawa Bhumi Nitimira, Selasa (13/02/2024).
Izul Marom juga menambahkan, bahwa dalam Nawa Bhumi Nitimira, Bakorwil III Jatim harus segera melakukan komunikasi dengan semua pihak yang terkait. Termasuk dengan Direktorat Jendral Bea Cukai (DJBC), jika ingin memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebagai sumber pendanaan program kerjanya.
“Juga harus membuka berbagai kemungkinan kerjasama dan kolaborasi dari semua pihak. Yang mempunyai tujuan utama untuk bersama-sama membangun Jawa Timur. Khususnya pada sembilan daerah kota/ kabupaten yang dikoordinasi oleh Bakorwil III Jatim,” sambungnya menandaskan.
Turut hadir pula dalam pertemuan tersebut, Wahyu Eko Setiawan selaku Konsultan Ekonomi Kreatif Jawa Timur. Ia mengatakan bahwa di Kabupaten Blitar sangat kaya akan nilai-nilai historis yang bisa ditransformasi menjadi Intelektual Property (IP). Yang bisa membawa dampak positif untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif berbasis kebudayaan lokal di Kabupaten Blitar. Seperti kisah Maheso Suro, Krisnayana, dan keberadaan beragam candi serta situs bersejarah di Kabupaten Blitar. Jadi, sangat tepat ketika Pemkab Blitar hendak menggelorakan semangat pembangunan daerah dengan tagline: The Land of Kings. Kabupaten Blitar sebagai Bumi Para Raja.
“Harus kita akui, bahwa memang sejak dari dahulu kala daerah Blitar ini menjadi tempat favorit Para Raja di Nusantara. Buktinya, ada begitu banyak peninggalan candi dan situs bersejarah di daerah Blitar. Akar budayanya sangat kuat. Potensi inilah yang seharusnya bisa diangkat untuk membangun Kabupaten Blitar dengan strategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis kebudayaan,” papar Wahyu Eko Setiawan, yang akrab disapa Sam WES, dalam pertemuan pembahasan Nawa Bhumi Nitimira di ruang kerja Sekda Kabupaten Blitar. (Arf)