JAVASATU.COM-MALANG- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang hingga kini terus mendorong anak muda untuk melanjutkan usaha sawah milik orang tuanya.
Hal tersebut dijelaskan oleh Slamet Husnan selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Malang dalam Workshop Petani Milenial.
“Saat ini, petani milenial atau anak muda yang ada di keluarga petani pada umumnya kita dorong untuk terus melanjutkan usaha tani dari orang tua masing-masing,” ujar Slamet Husnan pada Selasa (30/05/2023).
Demi memacu semangat petani milenial, Dispangtan Kota Malang juga berkolaborasi dengan perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan mempermudah akses permodalan, diharapkan para petani milenial dapat mengembangkan usaha pertanian yang akan maupun tengah dirintis.
“Harapannya dari OJK dan perbankan ada akeses untuk permodalan agar petani milenial dalam mengembangkan usaha taninya bisa mendapat kemudahan. Juga kepada Perumda Tunas, harapannya hasil tani, perikanan, peternakan, bisa langsung ada yang membeli,” sambungnya.
Slamet mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan minimnya petani milenial di Kota Malang. Beberapa di antaranya orang tua tidak mengizinkan anak-anaknya bertani, serta pertimbangan risiko dan tidak menentunya hasil pertanian yang didapatkan.
“Memang tergantung masing-masing keluarga petani. Ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya melanjutkan usaha tani, atau anaknya tidak mau bertani. Karena pertimbangannya risiko cukup tinggi serta tidak menentu,” lanjut Slamet.
Tak hanya memberikan dorongan, Dispangtan Kota Malang juga memfasilitasi para petani milenial. Termasuk untuk pendampingan bagi petani milenial supaya mampu mengembangkan usaha pertanian milik orang tuanya.
“Dari Dispangtan akan memfasilitasi berupa bantuan benih, bibit, dan sarana produksi lainnya. Seperti pestisida, racun tikus, jaring untuk pelindung bulir padi. Serta alat mesin dan pertanian atau alsintan seperti hand traktor,” ungkap Slamet. (Lim)