JAVASATU.COM-JAKARTA- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi, mulai mekanisme deteksi jemaah hingga manasik. Menag ingin ke depan sudah berbasis digital.
“Ke depan saya harap layanan jemaah sudah berbasis digital dan lebih fleksibel. Misalnya, gelang yang juga bisa untuk memantau pergerakan jemaah sekaligus memitigasi jemaah tersesat. Atau, bagaimana dibuat inovasi untuk membantu jemaah usia lanjut,” ujar Gus Yaqut, sapaan akrab Menag saat sambangi stan pameran haji Indonesia di pameran haji dunia dalam kegiatan Mu’tamar wa Ma’radl Khidamaatil Hajj wal ‘Umrah atau Conference and Exhibition for Hajj and Umrah Services (Konferensi dan Pameran Layanan Haji dan Umrah) di Jeddah, Arab Saudi, Senin (21/3/2022).
“Nanti kita coba kemungkinan kerja sama dalam pengembangan teknologi mutakhir,” sambung Gus Yaqut.
Menag menilai proses transformasi digital dalam layanan haji harus segera diwujudkan. Terlebih, kemajuan transformasi yang disiapkan Arab Saudi juga sangat bagus.
“Saya tadi melihat pameran Liga Arab Dunia, dan tampak sekali transformasi digital layanan jemaah sudah mereka siapkan,” terang Menag Gus Yaqut.
“Bahkan, mereka sudah mengembangkan manasik metaverse. Saya sempat mencobanya. Ini cukup menginspirasi. Kita harus segera melalukan adopsi dan adaptasi demi meningkatkan kualitas layanan jemaah,” tandasnya.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menyambut baik gagasan Menag untuk mempercepat proses transformasi digital untuk memberi kemudahan layanan bagi jemaah umrah.
“Proses transformasi layanan digital akan segera kami lakukan. Tujuannya satu, memberikan kemudahan dan mempercepat layanan bagi jemaah haji dan umrah. Ini sesuai juga dengan tema Hari Amal Bhakti Kemenag yang dicanangkan Gus Menteri,” ujar Hilman.
Perlu diinformasikan, Pameran dibuka Menteri Haji dan Umrah Saudi Tawfiq F Al-Rabiah. Hadir Gubernur Makkah Pangeran Khalid bin Faishal Abdul Aziz, serta lebih 20 menteri agama dari berbagai negara.
Di stan Indonesia menyajikan layanan informasi seputar sejarah penyelenggaraan haji dan umrah. Ada sejumlah paspor dan gelang jemaah haji dari masa ke masa.
Dihadirkan juga sepeda motor astrea tujuh tiga atau Astuti yang biasa digunakan di Mina saat operasional penyelenggaraan ibadah haji. Kendaraan roda dua ini digunakan untuk mengantar jemaah dari tenda misi haji Indonesia ke tenda jemaah. (Tur/Saf)