JAVASATU.COM-MALANG- Persiapan telah dilakukan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Malang dalam menghadapi Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). PPDB tersebut ditetapkan pada tanggal 11 Mei 2022 besok.

Kepala Dispendik Kabupaten Malang Rahmat Hardijono mengatakan, saat ini proses persiapan telah dilakukan dengan pihak pengawas sekolah, kepala sekolah dan juga pelatihan bagi operator sekolah.
“Sejak bulan lalu kami sudah diseminasi dengan pengawas sekolah dan kepala sekolah. Dan mulai hari ini, ada pelatihan bagi operator sekolah. Digelar di Telkom Blimbing,” ujar Rahmat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (10/5/2022).
Dan untuk tanggal 11 Mei 2022 PPDB masih dibuka untuk jalur perpindahan orang tua, jalur afirmasi dan jalur prestasi. Sedangkan untuk jalur zonasi akan dibuka mulai tanggal 19 hingga 23 Mei 2022 mendatang.
“Tanggal 11 besok akan mulai PPDB. Mulai jalur perpindahan orang tua, diikuti jalur afirmasi dan jalur prestasi. Baru nanti tanggal 19 sampai 23 Mei jalur zonasi,” imbuh Rahmat.
Pada tahun ini PPDB tidak akan ada perubahan tetap mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan maupun Peraturan Bupati (Perbup) Malang.
“Itu (prosentase) tetap, kami tidak berani merubah. Kan juga sudah diatur juga dalam Perbup Malang. Paling besar memang jalur zonasi. Malah kuota untuk jalur zonasi kita lebih besar. Kalau di Peraturan Menteri itu minimal 50 persen, kalau kita minimal 55 persen,” terang Rahmat.
Sebagai tambahan informasi, prosentase kuota jalur PPDB di Kabupaten Malang telah diatur di dalam Perbup Malang nomor 22 tahun 2020 tentang petunjuk teknis pelaksanaan penerimaan peserta didik baru pada taman kanak-kanak, Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang.
Dimana di dalam pasal 10 dijelaskan untuk jalur zonasi pada PPDB, paling sedikit adalah 55 persen dari daya tampung sekolah. Sementara itu, untuk jalur afirmasi sebesar 20 persen, jalur perpindahan tugas orang tua sebesar 5 persen dan jalur prestasi sebesar 20 persen.
“Jadi kenapa (zonasi) 55 persen, supaya anak-anak yang berada di sekitar sekolah bisa diterima di sekolah kita yang tidak jauh dari rumahnya,” pungkas Rahmat. (Agb/Saf)