JAVASATU.COM-MALANG- Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Malang, Tantri Bararoh, menyoroti tingginya angka anak putus sekolah di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa pendidikan adalah faktor utama dalam mengentaskan kemiskinan yang masih tinggi di Kabupaten Malang.

“Pendidikan itu fondasi untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa pendidikan yang memadai, sulit berharap ada peningkatan kesejahteraan,” ujar Tantri, Kamis (26/6/2025).
Tantri menekankan bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan harus menjadi prioritas pemerintah daerah. Ia menyoroti ketimpangan antara jumlah fasilitas pendidikan dengan tenaga pendidik yang tersedia.
Data yang dia sampaikan menunjukkan, saat ini terdapat 3.014 guru PNS untuk jenjang SD dan 1.113 guru PNS untuk SMP. Sementara guru berstatus PPPK berjumlah 4.397 untuk SD dan 1.113 untuk SMP. Jumlah ini dinilai belum mencukupi jika dibandingkan dengan banyaknya satuan pendidikan di Kabupaten Malang.
“Ini belum sebanding dengan jumlah sekolah yang ada. Guru adalah ujung tombak pendidikan, jadi harus dipenuhi,” tegas politisi PDI Perjuangan tersebut.
Lebih mengkhawatirkan lagi, angka putus sekolah di Kabupaten Malang masih tergolong tinggi. Berdasarkan data, terdapat:
-
936 siswa SD yang putus sekolah (drop out),
-
2.076 siswa SD lulus tapi tidak melanjutkan,
-
3.418 siswa SMP putus sekolah,
-
5.477 siswa SMP lulus tapi tidak melanjutkan,
-
serta 7.291 anak belum pernah mengenyam pendidikan sama sekali.
“Ini sangat ironis. Bagaimana bisa kita bicara daya saing kalau ribuan anak bahkan belum pernah sekolah?” kata Tantri.
Ia menilai kondisi tersebut menjadi salah satu pemicu utama tingginya tingkat kemiskinan di Kabupaten Malang. Rendahnya akses pendidikan membuat kualitas SDM lemah dan tidak mampu bersaing dalam dunia kerja.
“Kalau mau menurunkan angka kemiskinan, maka tingkatkan dulu pendidikan. Pendidikan itu pintu masuk menuju kesejahteraan,” pungkasnya. (Agb/Arf)