JAVASATU.COM- Kasus perkelahian antara dua siswa SMP Negeri 28 Kota Malang mendapat sorotan dari Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Malang, H. Asmualik, S.T. Ia meminta Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk mengevaluasi sistem pengawasan di sekolah-sekolah agar kejadian serupa tidak terulang.

Asmualik menilai, peristiwa tersebut menunjukkan masih lemahnya sistem pembinaan karakter dan pengawasan di lingkungan pendidikan, padahal Kota Malang dikenal sebagai kota pendidikan.
“Sebagai anggota dewan, saya sangat prihatin. Pemerintah harus serius menangani hal ini agar tidak ada lagi perkelahian antarsiswa di sekolah,” kata Asmualik, Senin (13/10/2025).
Politisi PKS yang juga anggota Komisi D DPRD Kota Malang itu menegaskan, sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi peserta didik.
“Seperti halnya perusahaan yang wajib menerapkan sistem keselamatan kerja, sekolah juga harus memiliki standar keamanan bagi siswa, termasuk mencegah potensi konflik atau perkelahian,” ujarnya.
Asmualik menambahkan, setiap insiden di lingkungan pendidikan harus menjadi bahan evaluasi serius bagi pihak sekolah dan Disdikbud. Jika ditemukan kelalaian dalam pengawasan, maka perlu ada tindakan tegas dan pembinaan khusus.
“Kejadian seperti ini bisa dijadikan indikator untuk menilai efektivitas sistem pendidikan dan pengawasan di sekolah. Harapannya, Kota Malang bisa menuju lingkungan belajar yang aman dan zero kekerasan,” tegasnya.
Berita Sebelumnya:
-
Penganiayaan Siswa SMPN 28 Kota Malang, Disdikbud Diminta Bertindak
-
Dua Siswa SMPN 28 Kota Malang Sempat Berkelahi, Kini Sudah Berdamai
Sebelumnya, dua siswa SMPN 28 Kota Malang terlibat perkelahian pada Kamis (9/10/2025) saat jam istirahat. Salah satu siswa berinisial AAP (14) mengalami cedera ringan di bagian hidung.
Pihak sekolah langsung melakukan mediasi dengan menghadirkan kedua orang tua siswa, guru, dan perangkat kelurahan. Kedua pihak kemudian sepakat berdamai secara kekeluargaan, dan pelaku bersedia menanggung biaya pengobatan korban.
Kepala SMPN 28 Kota Malang, Siti Kholifah, membenarkan peristiwa tersebut dan memastikan kondisi sekolah kini telah kondusif.
“Kami sudah lakukan mediasi dan kedua pihak sepakat berdamai. Ke depan, kami akan memperkuat pengawasan terutama saat jam istirahat,” ujarnya, Minggu (12/10/2025).
Ia menambahkan, sekolah juga lebih mengaktifkan kegiatan pembiasaan keagamaan dan karakter agar siswa terbiasa menjaga sikap dan saling menghormati.
“Kami ingin sekolah menjadi tempat belajar yang nyaman dan penuh nilai kebersamaan,” tandasnya. (dop/saf)