JAVASATU.COM-MALANG- Universitas Brawijaya (UB) Malang kembali menggelar program Moral Camp sebagai langkah pembentukan karakter mahasiswa yang toleran dan inklusif. Program yang diselenggarakan UPT Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PKM) bersama Center for Character and Diversity Studies (CCDS) ini berlangsung selama tiga hari, Jumat-Minggu (25-27/10/2024), di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Moral Camp, yang merupakan singkatan dari Merawat Religiusitas, Rasionalitas, dan Literasi, telah menjadi program unggulan UB untuk menanamkan nilai keberagaman kepada mahasiswa. Program ini mengajak peserta untuk tinggal bersama warga Desa Ngadas, sehingga mereka dapat langsung mempelajari cara hidup dalam lingkungan masyarakat yang beragam.
Tahun ini, dari 173 pendaftar, sebanyak 30 mahasiswa dari berbagai fakultas dan program studi terpilih untuk mengikuti Moral Camp setelah melalui seleksi ketat berupa administrasi, esai tentang inklusivitas, dan wawancara. Tema yang diusung, “Memaknai Budaya, Menyelami Keberagaman,” dipilih untuk mengenalkan para mahasiswa pada nilai-nilai toleransi yang tercermin kuat dalam tradisi masyarakat Ngadas.
Kepala UPT PKM UB, Mohamad Anas, menjelaskan bahwa Moral Camp lahir dari keprihatinan atas fenomena intoleransi dan sikap eksklusif di kalangan mahasiswa UB.
“Moral Camp adalah tempat menggodok nilai toleransi dan inklusivitas. Mahasiswa yang terpilih di sini akan menjadi duta toleransi di kampus dan lingkungan mereka nantinya,” tegasnya.
Kepala Desa Ngadas, Mujiyanto MR, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Ngadas telah menjadi desa adat sejak 2014, meskipun tradisi dan praktik adat sudah berlangsung sejak berdirinya desa pada 1774.
“Ngadas adalah cerminan adat itu sendiri. Ngadas adalah adat, adat adalah Ngadas. Satu sama lain menyatu,” ujarnya.
Selama tiga hari, peserta mengikuti berbagai kegiatan yang meliputi berkenalan dengan warga, berdialog dengan tokoh adat, menyaksikan prosesi adat entas-entas, mengunjungi tempat ibadah berbagai agama, serta berdiskusi dengan tokoh agama Islam, Hindu, dan Buddha.
Di akhir program, peserta diajak mengeksplorasi Taman Nasional Bromo sebagai bagian dari refleksi dan evaluasi terhadap proyek dokumentasi yang mereka buat, baik dalam bentuk video, infografis, maupun artikel.
Para peserta mengaku mendapatkan perspektif baru dan berharap kegiatan seperti Moral Camp dapat terus dilanjutkan dan diperluas agar dapat melibatkan lebih banyak mahasiswa UB di masa mendatang. (Nuh)