JAVASATU.COM-MALANG- Di kalangan para akademisi, kemacetan yang melanda Kota Malang selalu menjadi bahasan menarik untuk diulas. Ikatan Ahli Perencanaan Jawa Timur (IAP Jatim) menyelenggarakan “Sabtu Bersama IAP Jatim #2” di Gedung Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Brawijaya, Sabtu (07/10/2023) pagi.
Ketua IAP Jatim, Adamsyah Adikarya menyampaikan, karena pertemuan kali ini diselenggarakan di Kota Malang sehingga sekaligus mengangkat isu yang sedang terjadi.

“Kita membicarakan tentang isu-isu yang ada di dunia perencanaan kota dan wilayah. Karena ini di Malang, isunya tentang transportasi,” ujar Adam.
Diskusi dikemas santai dengan mendatangkan sejumlah narasumber berkompeten lainnya. Sehingga terkumpul berbagai masukan-masukan untuk kemajuan Kota Malang.
“Tadi sudah disampaikan ada beberapa ide-ide, usulan, konsep, tentang bagaimana rekayasa lalu lintas yang ada di Kota Malang,” imbuhnya.

Turut hadir dalam diskusi ini penggiat perencanaan transportasi Malang dari Universitas Brawijaya, Hendi Bowoputro yang juga menjadi bagian dari konsultan terkait analisa penerapan jalur satu arah di kawasan Jalan Basuki Rahmad atau Kayutangan Heritage. Ia menilai, terwujudnya perencanaan tak lepas dari bagaimana pemerintah daerah mengambil sebuah keputusan.
“Memang harus ada yang berani ngatur dan menertibkan parkir,” tegas Hendi.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, salah satu penyebab kemacetan di area Kayutangan adalah banyaknya titik parkir yang menjadi penghambat kelancaran arus lalu lintas. Seperti adanya titik parkir di Jalan Semeru, Jalan Arjuno dan Jalan Bromo.
“Kalau parkir yang di Kayutangan mungkin tidak seberapa memacetkan, karena lebar, tapi seperti di Semeru, Arjuno, Bromo kan jadi masalah,” Hendi menjelaskan.
Atas permasalahan itu, ia mengimbau agar pemangku wilayah bisa segera menetapkan lahan parkir sebagai wadah titik parkir yang saat ini memang menjadi penyebab penumpukan kendaraan. Ia pun menawarkan park and ride agar para pengunjung terbiasa dengan parkir di satu titik dilanjutkan berjalan kaki untuk menuju area Kayutangan.
Sementara itu, Ketua Program Studi PWK ITN Malang, Maria Christina menegaskan bahwa kebijakan pemanfaatan ruang di suatu wilayah tak lepas dari usaha para ahli perencanaan.
“Karena semua pemanfaatan ruang, ide dasarnya, atau awalnya itu keluarnya dari perencanaan kota dan wilayah,” ujarnya.
Bagaimanapun, para perencana secara matang telah mendesain suatu tatatan wilayah dengan sebagaimana mestinya. Termasuk bagaimana mengatasi permasalahan-permasalahan yang akan dialami oleh sebuah wilayah.
“Termasuk bagaimana mengatasi banjir perkotaan karena suatu hal, misalnya sistem drainasenya yang kurang, integrasi dengan sektor yang lain,” pungkas Maria.
IAP sebagai wadah organisasi profesi para ahli perencanaan memang memiliki komitmen untuk memberikan kontribusi terkait pembangunan suatu wilayah. Mulai dari perencanaan tata wilayah kota beserta tatanan lalu lintasnya.
Setelah sebelumnya kegiatan Sabtu Bersama IAP Jatim ini dilaksanakan di ITS Surabaya, nantinya kegiatan serupa juga akan digelar di beberapa tempat lainnya, seperti di Universitas Jember dan juga di Unipa. (Jup)