Javasatu,Surabaya- Sastrawan Jawa Timur luar biasa. Hal tersebut adalah pernyataan dewan juri Sayembara Buku Puisi 2021. Indra Tjahyadi dari Departemen Sastra DKJT menjelaskan terkait proses penjurian kepada javasatu.com, Jumat (16/7/2021).
BACA JUGA:
- Ini Juara Sayembara Manuskrip Buku Puisi 2021 – Kliktimes.com
-
Pekerja Seni harus Adaptasi Siasati Pandemi, Workshop Departemen Musik DKJT – Javasatu.com
Sayembara ini merupakan program pemberian dukungan. Dalam bentuk biaya dan pendampingan dalam produksi penerbitan dan pertunjukan buku puisi melalui kompetisi manuskrip buku puisi.
Adanya faktor kelisanan dan keberaksaraan yang kuat dan menjadi tradisi dalam puisi Indonesia. Khususnya Jawa Timur, menjadikan program ini logis dan relevan untuk dilaksanakan. Menurut Indra, proses Kurasi atau Penilaian dilakukan pada 05-09 Juli 2021 oleh para Juri. Yakni Ribut Wijoto, A Muttaqin, F Aziz Manna dan Team dari Departemen Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur.
“Pada tanggal 10 Juli Pengumuman Pemenang Sayembara Manuksrip Buku Puisi 2021. Melalui Live Streaming youtube Dewan Kesenian Jawa Timur dari Ruang Rapat Dewan Kesenian Jawa Timur,” ujarnya.
Ada beberapa catatan penting dalam pengumuman yang dipandu langsung oleh Agung WHS selaku Wakil Sekretaris Bidang Eksternal DK Jatim. Hadir juga Ketua presidium Taufik Hidayat, Perwakilan Dewan Juri Ribut Wiyoto dan F Aziz Mana. Dan tim dari Departemen Sastra Indra Tjahyadi yang hadir melalui Zoom Meeting.
Sastrawan Jawa Timur Antusias
Menurut Ribut Wijoto, meskipun pelaksaanaannya sangat mepet akan tetapi respon dan partisipasi dari para sastrawan dan juga penyair sangat bagus. Sampai pada hari terakhir pengumpulan naskah, tercatat naskah yang masuk pada dewan juri ada 75 naskah dari 75 peserta yang tersebar dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Di dalam naskah yang masuk ada banyak karya dari Madura yang mengeksplorasi kultur dan mitologi Madura, tokoh-tokoh sejarahnya, dan kehidupan sosial di Madura.
“Pemilihan tema yang diberikan oleh Departemen Sastra ini sangat tepat. Larena hubungan sastra dengan latar geografis itu sangat erat, ekplorasi-eksplorasi karya sastra hampir selalu menggambarkan latar belakang kultur dari sang penyair,” urainya.
Sedangkan, Indra Tjahyadi mengatakan, meskipun di era pandemi seperti saat ini. Namun masih banyaknya karya-karya yang masuk pada tim kami. Ini bisa tergamba betapa besar antusias penyair dan sastrawan Jawa Timur terhadap Sayembara Buku Puisi. Penyair dan sastrawan Jawa Timur tidak berhenti dalam berkarya. Mereka tetap produktif dalam situasi dan kondisi apapun.
“Hal ini yang perlu kita perhatikan dan jaga bersama bahwa Jawa Timur adalah sebuah ekosistem bagi tumbuhnya penyair dan sastrawan dengan potensi yang luar biasa. Tugas berat dari Departemen Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur adalah menjaga ekosistem yang luar biasa ini,” terangnya.
Adapun F Aziz Manna menekankan, dari 75 naskah yang masuk, terlihat begitu luar biasa karya-karya dari penyair dan sastrawan Jawa Timur. Variasi dan pendalaman tema begitu menarik perhatian dari mulai sejarah, tradisi, dan realitas sosial. Mewakili berbagai ragam budaya Jawa Timur yakni Mataraman, Arek, Madura Pulau, Pandalungan, Jawa Panoragan, Osing, Tengger, Madura Bawean, Madura Kangean, dan Samin.
Akan tetapi para peserta sayembara ini perlu menggali ekplorasi artistik dari sebuah karya puisi. Para peserta sangat menguasai sejarah, tradisi dan realitas sosial yang ada di sekitar mereka. Namun ketika membahasakan data yang meraka peroleh dengan bahasa puitik serta daya ucap artistik yang masih perlu asahan kembali.
“Dewan Juri berdebat sengit mengenai pola artistik seperti apa yang ingin kita temukan dalam perlombaan ini. Akhirnya kita sepakat untuk memilih naskah yang kedalaman artistik namun tetap tidak melupakan data sejarah, tradisi dan realita sosial,” jelasnya.
Daftar Juara Sayembara
Taufik Hidayat menambahkan, Provinsi Jawa Timur memiliki keberagaaman budaya (kultur) dan sub kultur. Keberagaman cara berbahasa, cara berperilaku, dan cara beradaptasi terhadap lingkungan geografis. Masing-masing wilayah memiliki sejarahnya sendiri, masing-masing memiliki keunikan, dan memiliki mitologinya sendiri. Kekayaan kultur Provinsi Jawa Timur ini tentunya modal besar bagi tradisi kesusastraan, termasuk di dalamnya tradisi puisi.
“Eksplorasi yang serius dan intens terhadap kultur Jawa Timur bisa diharapkan menghasilkan karya puisi yang mengagumkan. Karya puisi yang bakal memberi kontribusi sastrawan Jawa Timur terhadap tradisi puisi Indonesia,” terang dia.
Melalui diskusi dan penilaian yang sangat ketat oleh para Dewan Juri. Terpilih pemenang Sayembara Manuskrip Buku Puisi 2021.
a. Juara 1 : S.Yoga dengan naskah berjudul “Pelancong”
b. Juara 2 Rizki Amir dengan naskah berjudul “Biografi Kendi”
c. Juara 3 : A.Syauky Sumbawi dengan naskah berjudul “waktu pintu batu”
Lima Karya Unggulan dari Sayembara Buku Puisi
Dari seluruh naskah yang masuk, memang yang tampak “matang” dan “press klaar” ialah naskah ‘Pelancong’. Puisi-puisinya bersahaja dan sublim. Pengucapannya relatif matang dan tenang. Tidak terhanyut atau “taklid buta” kepada gaya pengucapan atau langgam penyair mapan, seperti GM, Sapardi, atau Afrizal, yang tampak dominan pada peserta lain.
Selain ketiga Juara, Dewan Juri masih mendapati manuskrip-manuskrip lain yang menunjukkan potensi bagus. Oleh sebab itu, atas persetujuan Pengurus DK Jatim, Dewan Juri menambahkan kategori “5 Karya Unggulan”. Terdiri dari dari karya:
(1) Ali Ibnu Anwar berjudul ‘Tanah Tanpa Biografi’
(2) Ebi Langkung berjudul ‘Tanean Lanjang’
(3) Kuspriyanto judul ‘Jati’
(4) Mohamad Saroni judul ‘Merawat Masa Lalu’
(5) Raedu Basha judul ‘Wisata Desa Billapora dalam Sajak.
Karya itu akan menjadi manuskrip buku puisi. Selanjutnya mampu menambah dan membuka wawasan pembaca atau masyarakat. Penerbitan buku ini juga bentuk upaya pemajuan budaya di Jawa Timur.
“Tidak hanya memerlakukan kebudayaan sebagai benda mati tetapi sebagai ruang kreatif yang terus bergerak, ditafsirkan, dan diproduksi secara terus-menerus. Pendampingan karya akan dilakukan untuk lebih mematangkan. Dan menyempurnakan kembali sebelum nanti akan dicetak dan dipublikasikan kepada masyarakat,” tegas Indra Tjahyadi dari Departemen Sastra.(ary)
Comments 1