JAVASATU.COM-MALANG- Menjelang pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024, Badan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Malang mengajak Jurnalis dan komunitas Kicau Mania menciptakan kota Malang kondusif.
“Pada pesta demokrasi di tahun 2024, mari kita menanamkan perdamaian, menciptakan suasana kondusif serta memelihara kota Malang tetap damai. Dan peran jurnalis serta komunitas menjadi salah satu sarana untuk membantu menciptakan kondisi itu,” kata Sekretaris Bakesbangpol Kota Malang, Kenprabandari AB dalam sambutan pembukaan di forum Pendidikan Wawasan Kebangsaan bagi Masyarakat Kota Malang dalam Rangka Memelihara Kota Malang Tetap Damai pada Selasa (07/11/2023) di Hotel Trio Indah 2 Kota Malang.
Ken juga mengajak untuk saling hidup toleransi antar sesama. Hindari konflik. Modalnya adalah kebhinekaan. Kebhinekaan adalah modal pembangunan kota Malang. Ia juga mengajak menerapkan kebhinekaan di dalam kehidupan sehari-hari.
“Untuk itu, ada 4 konsensus berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD NRI Tahun 1945 Sebagai Konstitusi Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai Bentuk Negara, Semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara. Mari ciptakan suasana kota Malang damai di Pemilu 2024,” ungkap Ken.
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan, Sekretariat Daerah Kota Malang, M. Sailendra juga mengajak para Jurnalis dan komunitas Kicau Mania untuk memelihara kota Malang damai di Pemilu 2024. Ia berharap kepada para jurnalis agar turut menjaga objektif pemberitaan. Terutama di masa kampanye.
“Jurnalis adalah salah satu pilar demokrasi. Memperkuat aspirasi, memberikan kritik, informasi dan pencerahan kepada masyarakat dan pemerintahan. Mari memberikan informasi objektif, terang dan jelas kepada masyarakat. Jangan sampai menimbulkan gejolak. Mari kita ciptakan kota Malang kondusif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkap Sailendra.
Menurut dia, kjta Malang ini berasal dari beberapa suku bangsa. Meski begitu, tetap rukun, aman dan damai.
“Ini menunjukkan bahwa kota Malang majemuk. Semakin majemuk, maka kota tersebut semakin cepat majunya. Alangkah lebih baik, kebhinekaan menjadi sarana kerekatan kita. Tidak menjadi kompetisi antar golongan,” kata Sailendra di forum.
Sementara itu, dalam forum ini menghadirkan nara sumber, anggota DPRD Kota Malang Komisi B Iwan Mahendra dan Pakar Politik asal Universitas Brawijaya Wawan Sobari.
“Posisi media massa pada kontestasi politik adalah sentral. Media memiliki efek dan dampak sangat luar biasa. Media bisa mempengaruhi pola pikir masyarakat. Jadi, kuncinya media massa dalam wawasan kebangsaan adalah menjaga persatuan dan kesatuan,” kata Wawan Sobari dalam cuplikan paparannya. (Saf/Jup)