JAVASATU.COM-MALANG- Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ‘Aloevit’ RT 01 RW 11 Perumahan Banjararum Asri desa Banjararum kecamatan Singosari kabupaten Malang membuat beragam olahan pangan dan non pangan berbahan dasar tanaman Lidah Buaya di areal permukiman setempat.
Penggerak UMKM Aloevit, Fitriani mengungkapkan, terciptanya gagasan ide mengolah Lidah Buaya menjadi beragam olahan pangan dan non pangan berawal dari hasil budidaya Lidah Buaya yang melimpah. Untuk itu, ia bersama warga mengolahnya.
“Kalau budidaya berawal dari tercetusnya kampung tematik. Di RT 01 menggagas kampung tematik Lidah Buaya. Saat 5 tahun yang lalu lomba kampung tematik kami menang juara satu,” ungkap Fitri, Minggu (27/8/2023) di sela pameran bazar Nusantara yang digelar RW setempat.
Lebih jauh Fitriani menerangkan, untuk produk olahan Lidah Buaya ‘Aloevit’ pangan sudah memiliki izin halal dari MUI sedangkan untuk produk non pangan telah mendapatkan izin dari Departemen Kesehatan.
“Jadi dari proses menanam, merawat, memanen, mengolah menjadi beragam produk hingga mengurus izin kami lakukan secara bersama dengan warga RT 01 pelaku UMKM ‘Aloevit’,” tandas Fitriani.
Penggerak UMKM Aloevit lain, Dwi Sudjatrini menambahkan, tanaman Lidah Buaya itu kaya manfaat. UMKM Aloevit memanfaatkan dari segi kesehatan dan kosmetik berupa produk olahan pangan dan non pangan.
“Lidah Buaya kami jadikan produk olahan pangan seperti camilan Antari, Stik, minuman Boba. Kalau non pangan produk yang kami hasilkan antara lain, sabun cuci piring, sabun mandi dan masih banyak lagi,” terang Dwi.
Dia berharap, kampung tematik Lidah Buaya dapat bermanfaat bagi warga setempat dan lainnya. Terutama untuk generasi penerus.
“Kita kan sebagai ikon di sini (Perumahan Banjararum Asri-Red) berharap ini bisa memberikan contoh kepada warga terutama generasi penerus untuk menciptakan wadah yang bermanfaat. Syukur-syukur bisa menghasilkan keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan,” jelas Dwi.
Dwi juga berharap, berawal dari produk UMKM untuk menjadi produk Pabrikan.
“Kami juga berharap ke depan olahan produk Lidah Buaya ini merambah ke produk pabrik. Mendirikan pabrik. Bisa mengangkat nama RT, RW dan kecamatan Singosari,” pungkas Dwi. (Arf)