JAVASATU-MALANG- Kebijakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) terkait minyak goreng satu harga, tampaknya masih belum terealisasi sepenuhnya di Kabupaten Malang.
Berdasarkan pantauan Javasatu.com, di pasar Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang terbukti, harga minyak goreng masih berada di angka Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per liternya.
“Masih tetap mahal harganya, di kisaran Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per liter. Sebab harga dari suplier juga belum turun,” terang Saiful, salah satu pedagang di pasar Kepanjen. Rabu (2/1/2022).
Diakui oleh Saiful, masih mahalnya minyak goreng karena harga grosir atau dari suplier masih senilai Rp 220 ribu per lusin. Sehingga harga ecerannya masih berkisar Rp 18 ribu. Sedangkan untuk jenis minyak goreng curah harganya Rp 20 ribu per kilogram.
“Ya sudah kita jual segitu,” terangnya.
Saiful mengeluh, akibat mahalnya harga minyak goreng maka juga berimbas pada menurunnya konsumen.
“Mungkin karena merasa timpang dengan harga minyak goreng. Di toko ritel modern Rp 14 ribu, sedangkan di kita harganya masih Rp 18 ribu ke atas. Sehingga mereka pun bingung,” katanya.
Ia menegaskan bahwa selama ini pihaknya belum pernah mendapatkan minyak goreng yang harga Rp 14 ribu atau Rp 11,5 ribu per liter sebagaimana kebijakan pemerintah.
Namun demikian Saiful sempat mendapat kabar bahwa salah satu toko grosir di kawasan Kepanjen menjual minyak goreng seharga Rp 14 ribu pada Kamis (27/1/2022) lalu.
“Tapi sepertinya hanya 1 hari saja pada Kamis lalu. Kemudian sekarang sudah tidak ada lagi. Itupun tidak semua toko di Pasar Kepanjen mendapatkan. Hanya toko-toko yang berlangganan,” ujarnya.
Terpisah, pada toko minyak goreng yang lain. Pemilik toko yang tidak mau menyebutkan namanya itu membenarkan bahwa pihaknya selama ini menjual minyak goreng seharga Rp 14 ribu.
“Iya kami menjual minya goreng Rp 14 ribu. Tapi sekarang sudah habis,” singkatnya.
Baca Lainnya: Polda Papua Barat Buru 10 DPO Pembakaran Karaoke Double O
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kabupaten Malang, Agung Purwantoro menduga, bahwa harga minyak goreng di pasar mayoritas masih berkisar Rp 18 ribu ke atas, karena masih tersedianya stok lama.
Menyikapi hal itu, pihaknya akan terus memantau perkembangan harga di pasar sekaligus berkoordinasi dengan distributor dan pemerintah pusat untuk mengurai ketimpangan harga tersebut.
“Hasil koordinasi kami dengan distributor, mereka memberikan opsi untuk mengembalikan stok minyak goreng lama dengan minyak goreng yang bersubsidi pemerintah. Tapi pengembalian stok itu hanya terbatas pada produk yang dibeli pada bulan Januari 2022. Kalau pembelian pada Desember tidak bisa,” terang Agung. (Agb/Saf)