JAVASATU.COM-MALANG- Museum Musik Indonesia bergerak maju secara linier dengan perkembangan Teknologi. Hal ini untuk menjaga fungsi pelayanan museum bisa tetap berkesinambungan.
Bertepatan dengan Hari Musik Nasional, Pembina Museum Musik Indonesia (MMI) Pongki Pamungkas mengumumkan formasi pengurus baru. Ratna Sakti Wulandari (Nana) menjadi Ketua Museum Musik Indonesia menggantikan Hengki Herwanto yang selama hampir 14 tahun menjadi nahkoda MMI.
Perubahan bukan hanya pada susunan personel, tetapi juga pada visi museum yang merupakan roh dan tujuan dari MMI.
“Visi Museum Musik Indonesia adalah menjadi museum musik yang mampu menjadi daya ungkit perkembangan musik di Indonesia yang sehat secara manajemen dan keuangan, kredibel dan terkemuka”, ungkap Nana, Ketua MMI saat konferensi pers di Gedung Malang Creative Center (MCC) Kota Malang, Sabtu (11/3/2023).
Ratna menambahkan, informasi program kerja MMI ke depan adalah meningkatkan hubungan secara profesional dalam konsep pengembangan sinergi antara MMI dengan pemerintah, media massa, dunia usaha dan perguruan tinggi.
Sementara itu, perlu diketahui, rintisan MMI bermula dari pendirian Galeri Malang Bernyanyi (GMB) pada tahun 2009 yang diinisiasi Komunitas Pencinta Kajoetangan dan diresmikan Wali kota Malang Peni Suparto. Kemudian pada tahun 2016 GMB bertransformasi menjadi Museum Musik Indonesia yang berbadan hukum yayasan.
Peresmian dilakukan oleh Badan Ekonomi Kreatif dan Pemerintah Kota Malang. di Gedung Kesenian Gajayana Jalan Nusakambangan 19 Kota Malang yang sekaligus menjadi markas MMI.
Jumlah koleksi MMI saat ini sekitar 45.000 buah. Meliputi album rekaman kaset, piringan hitam, cd, laser disc, instrumen musik, kostum, memorabilia, majalah musik, buku, foto.dan beberapa benda-benda lain yang terkait dengan musik. Sebagian besar koleksi museum berasal dari sumbangan masyarakat.
Sepanjang tujuh tahun terakhir MMI telah melayani masyarakat dan wisatawan, khususnya mahasiswa yang memerlukan data dan informasi untuk tugas-tugas akademisnya, termasuk peneliti-peneliti dari luar negeri. Beberapa kegiatan strategis MMI antara lain turut mendukung Ambon sebagai Kota Musik Dunia, memperoleh sertifikat standarisasi museum kategori B dari Kemendikbud, serta memoeroleh dukungan UNESCO untuk mendokumentasikan musik nusantara yang meliputi 100 album lagu-lagu daerah dari Sumatera sampai Papua.
Penerbitan berbagai buku dan katalog bertema musik yang dilakukan oleh MMI selain merupakan upaya pelestarian warisan budaya, juga bermanfaat sebagai sumber data penelitian. Perpustakaan Nasional-pun memberikan anugerah kepada MMI sebaga Mitra Perpustakaan Nasional.
Dalam tahun 2023 Museum Musik Indonesia akan meluncurkan program terbaru yakni Lomba Lagu-Lagu Daerah dengan tema Nusantara Bernyanyi. Merupakan lomba nyanyi untuk katagori solo, grup dan paduan suara bagi pelajar tingkat SD dan SMP di Malang yang dilaksanakan bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang. Program ini merupakan kelanjutan dari program dokumentasi Tradisional and Ethnic Music in Indonesia yang didukung UNESCO melalui proyek MOWCAP (Memory of The World Asia Pacific) tahun 2021. Sejumlah 20 judul lagu daerah telah lolos kurasi dan akan menjadi lagu wajib dan lagu pilihan bagi peserta. (Dop/Arf)
Selamat kepada ketua MMI yang baru: Ratna Sakti Wulandari (Nana) bagi musik dan musisi Indonesia lebih baik lagi dan Terima kasih buat Mas Hengky selama belasan tahun sudah menghantarkan MMI. Salam Hidup Musikal.