JAVASATU.COM- Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik meningkatkan kualitas gizi anak sekolah terus diperkuat. Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Hibrid di lingkungan Yayasan Perguruan Pendidikan Nahdlatul Ulama (PPNU) Trate, Senin (20/10/2025).

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab Gresik, Yayasan PPNU Trate, dan PT Petrokimia Gresik melalui program CSR, yang juga mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Hari ini kita menyaksikan bentuk nyata kolaborasi pemerintah dan industri untuk menyiapkan generasi sehat dan cerdas. Terima kasih kepada Petrokimia Gresik atas kontribusinya,” ujar Bupati Yani.
Menurutnya, konsep hibrid pada SPPG ini mencerminkan sinergi lintas sektor dan inovasi tata kelola penyediaan gizi.
Dapur gizi tersebut dibangun dengan memanfaatkan fasilitas kantin sekolah yang ditingkatkan menjadi dapur terstandar dan terintegrasi.
“SPPG Hibrid hadir sebagai transformasi kantin sekolah menjadi dapur gizi. Anak-anak bisa langsung mendapatkan makanan sehat di tempat belajar,” jelasnya.
Bupati menegaskan, penyediaan makanan bergizi harus berorientasi pada kualitas, bukan kuantitas.
Ia meminta puskesmas rutin melakukan pengawasan dan para kepala desa ikut mendampingi agar dapur gizi ini berjalan efektif.
“Pastikan setiap menu benar-benar sehat, aman, dan memenuhi kebutuhan anak-anak. Kualitas makanan yang baik hanya lahir dari dapur yang bersih dan tertib,” tegasnya.
Yani juga berharap keberadaan SPPG dapat bersinergi dengan program nasional Koperasi Merah Putih, agar kebutuhan bahan baku dan logistik bisa dipenuhi secara mandiri dan berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua Yayasan PPNU Trate, Elvi Wahyudi, menjelaskan pembangunan dapur ini dilakukan sejak Juli hingga Oktober 2025 dengan dukungan CSR Petrokimia Gresik senilai Rp 1,3 miliar.
SPPG Dapur Hibrid melayani 3.059 murid dari enam lembaga pendidikan di bawah Yayasan PPNU Trate, yakni MINU Trate Putra, MINU Trate Putri, SDNU 1 Trate, SDNU 2 Trate, MTs NU Trate, dan SMK NU Trate.
“Semua standar sudah kami penuhi, mulai dari sertifikat air higienis, sertifikat penjamah makanan, hingga laik higiene dan sanitasi dari Dinas Kesehatan. Tujuannya agar makanan yang disajikan tidak hanya lezat, tapi juga aman dan bergizi,” ujar Wahyudi.
Kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan serta industri ini diharapkan menjadi model pengelolaan gizi sekolah berkelanjutan di Gresik dan daerah lain di Indonesia. (bas/saf)