JAVASATU.COM- Majelis Rebo Awal di kompleks makam Nyai Ageng Pinatih, Kebungson, Gresik kembali digelar pada Rabu (3/12/2025).

Ribuan jemaah memadati area pesarean dalam majelis doa rutin setiap Rabu awal bulan yang kali ini bertepatan dengan akhir tahun serta memasuki tahun kedua penyelenggaraan.
Sekitar 500 jemaah hadir, termasuk Camat Gresik Jalesvie Triyatmoko, Forkopimcam Gresik, para kepala kelurahan dan desa, hingga tokoh masyarakat.
Selain mengirim doa untuk leluhur, jemaah juga memanjatkan doa keselamatan bagi warga Aceh dan Sumatra yang tengah terdampak bencana alam.
Doa khusus dipanjatkan agar para korban diberi perlindungan dan kekuatan menghadapi situasi sulit di tengah tingginya intensitas hujan.
Rangkaian kegiatan dimulai sejak siang dengan Khotmil Qur’an bin Nadhor serta Amaliyah Nyai Ageng Pinatih dipimpin ustaz Fabino bersama Tim Mahabbatul Musthofa dan para guru dari sekolah sekitar pesarean.
Menjelang sore, pembacaan Sholawat Nabi, tahlil oleh Gus H. Romi Mubarok, dan Ngaji Budaya oleh budayawan Gresik Kris Adji A.W semakin menguatkan suasana khusyuk.
Dalam pemaparannya, Kris Adji menyampaikan berbagai versi kisah hidup Nyai Ageng Pinatih sebagai penyebar Islam dan penjaga nilai kemanusiaan di pesisir Gresik.
Acara ditutup dengan Mauidloh Hasanah oleh KH. Ahmad Fathoni Abdus Syukur, yang mengajak jemaah meningkatkan amal kebajikan kepada sesama dan menjaga alam sebagai bentuk kesadaran spiritual.
Kepala Kelurahan Kebungson, selaku penggagas kegiatan, M. Fither Kuntajaya, berharap majelis ini terus memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Semoga majelis ini membawa keberkahan, memperkuat kebersamaan, sekaligus menjadi wasilah doa keselamatan, termasuk bagi saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatra,” ujarnya.
Camat Gresik Jalesvie Triyatmoko menambahkan pentingnya menjaga tradisi spiritual dan budaya lokal.
“Kajian budaya dan doa bersama seperti ini menjaga kekuatan spiritual masyarakat sekaligus melestarikan kearifan lokal. Semoga tradisi ini terus memberi dampak positif bagi warga Gresik,” tuturnya.
Majelis Rebo Awal kembali menunjukkan bahwa spiritualitas, budaya, dan kepedulian sosial dapat berjalan selaras, menghadirkan keteduhan serta harapan bagi masyarakat luas. (bas/arf)