JAVASATU.COM- Kota Malang menorehkan sejarah baru di usianya yang ke-111 pada 2025. Sebuah buku monumental berjudul “Satu Abad Stadion Gajayana Kota Malang” resmi diterbitkan sebagai dokumentasi komprehensif perjalanan stadion tertua di Indonesia yang telah berdiri selama 100 tahun.

Penerbitan buku setebal 550 halaman itu menjadi persembahan khusus dari komunitas penulis Kota Malang sekaligus bagian dari perayaan tiga momentum penting: HUT ke-111 Kota Malang, pengakuan UNESCO sebagai Kota Kreatif Dunia, dan peringatan usia satu abad Stadion Gajayana.
Hadiah dari Penulis Malang untuk HUT 111 Tahun
Buku ini ditulis secara kolaboratif oleh 36 penulis yang tergabung dalam Spektrum Satu Abad Stadion Gajayana. Proses penulisan dilakukan melalui riset arsip, wawancara, dan penelusuran sejarah panjang Stadion Gajayana sejak dibangun pada 1924–1926 pada masa Wali Kota H.I. Bussemaker.
Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, dalam kata pengantar menilai buku ini sebagai simbol “Kesatuan Kolaborasi” Kota Malang.
“Menulis bukan hanya keterampilan teknis, tetapi ibadah intelektual yang membutuhkan kesabaran dan ketulusan,” tulis Ali. Ia menyebut buku ini sebagai warisan historis bagi generasi Kota Malang.
Mengabadikan Legenda Stadion Gajayana
Stadion Gajayana merupakan stadion sepak bola tertua di Indonesia yang masih berdiri hingga kini. Dibangun dengan anggaran 100.000 gulden, stadion ini dinamai sesuai Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. Sepanjang sejarahnya, stadion ini menjadi saksi berbagai peristiwa nasional, termasuk:
-
Penyerahan kekuasaan dari Belanda ke Jepang pada 7 Maret 1942
-
Basis militer rakyat Malang saat Agresi Militer Belanda I
-
Pidato-pidato pengobar semangat oleh Bung Tomo
-
Rumah bagi klub-klub legendaris: MVU, PSIM Malang, Persema, hingga Arema FC
Isi Buku: Kronika Paling Lengkap tentang Stadion Tertua di Indonesia
Buku “Satu Abad Stadion Gajayana Kota Malang” menyajikan dokumentasi sejarah dalam 12 bab besar yang membahas:
-
Transformasi arsitektur stadion sejak era kolonial
-
Jejak historis dan perkembangan Kota Malang
-
Peran stadion dalam prestasi olahraga
-
Sisi-sisi gelap dan tantangan sepanjang sejarah
-
Tokoh-tokoh legendaris yang lahir dari Stadion Gajayana
-
Musik, seni, budaya, dan ekonomi kreatif di kompleks stadion
-
Fanatisme sepak bola, humanisme, dan keberagaman Malang
-
Akar historis nama Gajayana
-
Gagasan masa depan, termasuk Stadion Gajayana sebagai pusat GLAM (Gallery, Library, Archive, Museum)
Foto-foto langka hitam putih, arsip kolonial, hingga dokumentasi modern menjadi pelengkap utama buku yang disebut sebagai karya paling fenomenal Kota Malang pada 2025.
Pengakuan UNESCO Jadi Momentum Emas
Penerbitan buku ini bertepatan dengan pengakuan resmi UNESCO pada 30 Oktober 2025 yang menetapkan Malang sebagai Kota Kreatif Dunia. Momen ini dianggap memperkuat posisi buku tersebut sebagai dokumen budaya sekaligus penanda sejarah Kota Malang di era modern.
Referensi Penting bagi Generasi Mendatang
Penerbit, Media Nusa Creatif, menyebut buku ini sebagai koleksi esensial bagi pecinta sejarah, akademisi olahraga, kolektor buku langka, hingga warga Malang yang ingin memahami akar sepak bola dan perkembangan kota.
Buku ini dipasarkan dengan harga Rp1.000.000 dan dapa dipesan di. Sam WES (Telp/WA: 081 333 444 571), Satrya (Telp/WA: 0878 5995 3800), Gedeon (Telp/WA: 0812 3334 0088). (nuh)