JAVASATU.COM- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri menggelar pelatihan peningkatan kapasitas 25 kompetensi kader kesehatan untuk memperkuat peran kader sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.

Kegiatan yang berlangsung Kamis–Sabtu, 6–8 November 2025 di Ruang Joyoboyo, Balai Kota Kediri, ini diikuti 125 kader kesehatan dari Puskesmas Campurejo dan Puskesmas Pesantren 1. Pelatihan tersebut menjadi angkatan pertama dari total lima angkatan yang dijadwalkan Dinkes Kota Kediri.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Kediri, Candrajaya, SKM., MM, mengatakan pelatihan ini difokuskan agar kader mampu mengelola Posyandu secara efektif, memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat, serta mendukung program nasional seperti pencegahan stunting dan peningkatan kesehatan di semua siklus kehidupan.
“Kader merupakan ujung tombak kesehatan yang berperan langsung di lapangan. Mereka menjadi jembatan antara masyarakat dan tenaga medis, terutama dalam edukasi serta deteksi dini masalah kesehatan,” ujar Candrajaya, Sabtu (8/11/2025), saat membuka kegiatan.
Ia menambahkan, penguatan kapasitas kader ini juga menjadi bagian dari strategi Dinkes untuk menjadikan Posyandu sebagai pusat layanan kesehatan dasar di masyarakat. Selain aspek teknis, pelatihan juga menekankan pentingnya kemampuan komunikasi dan penyuluhan agar pesan kesehatan bisa tersampaikan secara efektif.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin kader memiliki kemampuan teknis dan komunikasi yang baik agar pesan-pesan kesehatan bisa tersampaikan secara efektif. Dengan begitu, mereka mampu membantu menekan angka stunting dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” lanjutnya.
Dinkes Kota Kediri menargetkan empat angkatan pelatihan berikutnya akan digelar secara bertahap agar seluruh kader di wilayah kerja Dinkes memperoleh pembekalan yang sama.
“Kami berharap setelah pelatihan ini, para kader semakin aktif, inovatif, dan menjadi motor penggerak perubahan perilaku hidup sehat di lingkungannya,” ujar Candrajaya.

Narasumber pelatihan kali ini adalah Meriana Chandra Kurniasari, S.Pd., M.Pd., CPS, CT, CSE, CPR, CDM, CMCS, yang menyampaikan materi Komunikasi Antarpribadi. Materi ini bertujuan untuk membentuk identitas diri dan memahami realitas melalui interaksi dengan orang lain, sebagai bekal bagi kader dalam berkomunikasi efektif di masyarakat.
“Kemampuan komunikasi bukan sekadar berbicara, tetapi bagaimana kita memahami dan dipahami oleh orang lain. Kader kesehatan harus bisa membangun empati dan hubungan positif dengan warga agar pesan kesehatan diterima dengan baik,” ujar Meriana.
“Melalui komunikasi antarpribadi yang efektif, kader bisa menjadi agen perubahan di lingkungannya, membantu masyarakat memahami pentingnya perilaku hidup sehat,” tambahnya. (kur/saf)