JAVASATU.COM- Kabupaten Gresik dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi contoh kabupaten pesisir modern di Indonesia. Penilaian itu disampaikan Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, Anggota Komisi IV DPR RI yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2001–2004, saat melakukan kunjungan kerja ke Pemkab Gresik, Kamis (30/10/2025).

Menurut Prof Rokhmin, Gresik memiliki kombinasi kekuatan yang ideal untuk mewujudkan pembangunan agro-maritim berkelanjutan. Selain didukung sektor industri yang kuat, daerah ini juga memiliki potensi perikanan tangkap dan budidaya yang besar, serta sumber daya manusia yang kompeten.
“Gresik ini daerah yang unik. Ia punya kekuatan industri sekaligus kekayaan laut yang luar biasa. Dengan tata kelola yang baik dan sinergi lintas sektor, Gresik bisa menjadi model kabupaten pesisir modern di Indonesia,” ujar Prof Rokhmin.
Ia menilai konsep pentahelix, yakni, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media dapat menjadi kunci untuk memperkuat daya saing Gresik di tengah tantangan global. Dengan pendekatan tersebut, pengembangan ekonomi pesisir dapat berjalan seimbang dengan pelestarian sumber daya laut.
“Kalau kolaborasi ini berjalan, Gresik bisa menjadi contoh bagaimana daerah industri besar tetap bisa menjaga keberlanjutan sumber daya lautnya,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyambut positif pandangan Rokhmin Dahuri. Ia menyebut pemerintah daerah terus mendorong sinergi antar sektor untuk memperkuat ketahanan ekonomi pesisir, termasuk melalui kebijakan di sektor perikanan dan kelautan.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah pengembangan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) untuk memudahkan akses BBM bagi nelayan serta pembentukan Techno Park Minapolitan di Desa Pangkah Wetan, Kecamatan Ujungpangkah, sebagai pusat riset dan inovasi budidaya perikanan.
“Kami ingin nelayan dan petambak merasakan manfaat langsung dari kehadiran pemerintah. SPBN dan Techno Park Minapolitan ini bukti bahwa kami serius membangun ekonomi pesisir berbasis teknologi dan efisiensi,” kata Bupati Yani.
Berdasarkan data Dinas Perikanan Kabupaten Gresik, sektor perikanan menunjukkan tren positif dalam tiga tahun terakhir. Nilai produksi perikanan tangkap meningkat dari Rp229,5 miliar pada 2022 menjadi Rp266,2 miliar pada 2023, dan stabil di Rp264,6 miliar pada 2024.
Sementara dari sektor budidaya, produksi bandeng Gresik menyumbang lebih dari 55 persen produksi Jawa Timur dan sekitar 11 persen produksi nasional. Dengan capaian itu, Gresik dinilai memiliki modal kuat untuk menjadi daerah pesisir yang maju secara ekonomi tanpa meninggalkan prinsip keberlanjutan lingkungan.
“Pemerintah daerah berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian laut. Gresik siap menjadi contoh kabupaten pesisir modern yang tangguh dan berdaya saing,” tegas Yani. (bas/nuh)
 
			 
                                 
                                