JAVASATU.COM-MALANG- LSM ProDesa mencium dugaan kebocoran dalam penggunaan anggaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025 di Kabupaten Malang. Indikasi ini mencuat lantaran minimnya gaung pelaksanaan Porprov di wilayah tersebut, meski anggaran yang digelontorkan mencapai puluhan miliar rupiah.

Koordinator Badan Pekerja ProDesa, Ahmad Khusaeri, menyebut pelaksanaan Porprov Jatim 2025 di Kabupaten Malang terkesan adem ayem. Berbeda dengan Kota Malang yang ramai dengan spanduk dan baliho promosi, Kabupaten Malang justru terlihat sepi.
“Porprov ini seperti tidak ada gaungnya. Di Kabupaten Malang banner dan umbul-umbul sangat minim, padahal anggaran Rp 24 miliar sudah dikucurkan,” ujar Khusaeri, Selasa (17/6/2025).
Menurutnya, seharusnya event olahraga sebesar Porprov dibarengi dengan semangat penyelenggaraan yang tampak di ruang publik.
“Ini malah tidak terlihat. Informasi yang kami terima juga menyebutkan ada rekanan yang mundur dari kegiatan ini. Ada apa sebenarnya?” ungkapnya.
Khusaeri menyoroti khusus pelaksanaan pertandingan cabang olahraga Hapkido yang disebut-sebut menelan anggaran Rp 100 juta.
Ia membandingkannya dengan cabor lain seperti Taekwondo yang dinilai jauh lebih meriah namun dengan anggaran hanya separuhnya.
“Kalau Hapkido saja bisa sampai Rp 100 juta, itu patut dipertanyakan. Taekwondo saja Rp 50 juta sudah bisa ramai dan profesional,” tegasnya.
ProDesa mendesak Pemerintah Kabupaten Malang dan Dispora untuk transparan dan segera membuka rincian penggunaan anggaran Porprov IX 2025, termasuk mekanisme pengadaan dan pelaksanaan teknis di lapangan.
“Kami akan terus pantau dan jika ditemukan indikasi kuat penyimpangan, akan kami bawa ke aparat penegak hukum,” pungkas Khusaeri. (Agb/Nuh)