JAVASATU.COM- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menggelar Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana 2025 sebagai bentuk keseriusan menghadapi potensi bencana di wilayahnya. Acara yang berlangsung di Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Senin (21/7/2025), diikuti 37 BPBD kabupaten/kota se-Jatim.

Kegiatan ini tak sekadar seremonial. Pemerintah menegaskan gelar peralatan ini menjadi uji nyata kesiapan logistik dan personel, sekaligus memperkuat koordinasi lintas sektor mulai dari TNI, Polri, relawan, dunia usaha, hingga masyarakat.
“Gelar peralatan ini adalah bukti kesiapsiagaan semua unsur untuk keselamatan rakyat. Bukan hanya soal alat, tapi juga mindset dan sinergi,” tegas Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dikutip dari laman resmi Pemprov Jatim.
Emil menekankan pentingnya pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana, sejalan dengan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015–2030 yang telah disepakati 187 negara termasuk Indonesia.
“Terima kasih atas dukungan semua pihak. Mari terus jaga semangat resiliensi demi Jatim yang tangguh dan adaptif,” ujar Emil.
Kerangka itu menyoroti empat hal penting: pemahaman risiko bencana, tata kelola risiko, investasi untuk ketahanan, dan kesiapsiagaan hingga tahap build back better.
Semangat itu telah dituangkan dalam Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020–2044. Pemprov Jatim kini bergerak menyatukan potensi antardaerah agar respons terhadap bencana berjalan cepat dan merata.
“Kami ingin seluruh daerah, dari pesisir hingga pegunungan, punya standar kesiapsiagaan yang sama,” ujar Gatot Soebroto, Kepala Pelaksana BPBD Jatim.
Mengusung tema Sinergi Penanggulangan Bencana Wujudkan Jawa Timur Menuju Gerbang Baru Nusantara, kegiatan ini sekaligus menegaskan posisi strategis Jatim sebagai penyangga utama menyambut perpindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur.
Dalam kegiatan ini, setiap BPBD menampilkan peralatan, teknologi deteksi dini, serta simulasi respons bencana seperti banjir, longsor, karhutla, hingga gempa. Deretan tenda peserta berdiri megah, menandai kesiapan Jatim hadapi berbagai skenario darurat. (Saf)