JAVASATU.COM- Menyambut Iduladha 1446 Hijriah, Tarekat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah Baitul se-Sumatera Utara dan Aceh menyembelih 25 ekor sapi dan 10 kambing sebagai wujud kepedulian sosial dan pelestarian ajaran spiritual sang pendiri, Sayyidi Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya.

Kegiatan ini digelar di sejumlah alkah dzikir yang tersebar di Sumatera Utara dan Aceh, seperti Baitul Ja’far (Deli Serdang), Baitul Babussalam (Subulussalam), Baitul Muthahhar (Langkat), dan Baitul Azdri (Babalan). Pemotongan kurban dilakukan langsung oleh para pimpinan alkah, termasuk cucu Kadirun Yahya, Syeikh Dr. H. Ahmad Baqi Arifin.
“Kurban bukan sekadar ritual, tapi simbol penyerahan total diri kepada Tuhan. Kami menyembelih ego, keakuan, keraguan, dan menyatu dalam dzikir,” kata Ahmad Baqi Arifin saat menyembelih 10 sapi dan 4 kambing di Baitul Ja’far, Jumat (6/6/2025).
Pendistribusian daging dilakukan untuk masyarakat sekitar, jemaah, dan duafa. Proses penyembelihan diklaim mengikuti kaidah syariat, tarekat, hingga hakekat.
Selain pemotongan kurban, rangkaian kegiatan akan dilanjutkan dengan Suluk Idul Adha, peringatan Hari Guru, dan ziarah ke makam tokoh-tokoh tarekat di Indonesia dan Malaysia. Suluk berlangsung selama 10 hari, dimulai 7 Juni 2025. Sedangkan Hari Guru diperingati tiap 20 Juni, bertepatan dengan hari lahir Kadirun Yahya (1917–2001).
“Semua kegiatan ini adalah bentuk penghormatan kami terhadap warisan Sayyidi Syeikh. Kami berkomitmen menjaga dan mengembangkan ajaran beliau,” ujar Ahmad Baqi, yang juga Ketua Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI).
Kolaborasi antara Tarekat Naqsyabandiyah, LIMTI, dan UNPAB menjadi bukti kesinambungan antara spiritualitas, ilmu pengetahuan, dan aksi sosial.
“Di tengah dunia yang makin bising, tasawuf bisa menjadi solusi bagi kegelisahan zaman,” pungkas Ahmad Baqi.
Kadirun Yahya dikenal sebagai sufi dan ilmuwan yang memadukan tasawuf dengan pendekatan sains eksakta. Ia mendirikan Akademi Metaphysika pada 1956 yang kini menjadi Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan.
Rektor UNPAB, Dr. Muhammad Isa Indrawan, menyebut pemikiran Kadirun Yahya tentang metafisika eksakta masih diajarkan hingga kini.
“Pemikirannya telah dibahas dalam forum akademik, skripsi, disertasi, dan jurnal di tingkat lokal hingga internasional,” kata Isa. (Nuh)