JAVASATU.COM- Universitas Brawijaya (UB) menegaskan komitmennya sebagai pelopor gerakan wakaf produktif di lingkungan perguruan tinggi Indonesia. Melalui kegiatan “Wakaf Goes to Campus XV Solo Raya” yang digelar di Gedung Samantha Krida, Senin (20/10/2025), UB menjadi tuan rumah dan pusat gerakan literasi wakaf nasional yang melibatkan pemerintah, akademisi dan Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, dan dihadiri Wakil Ketua Badan Pelaksana BWI Tatang Astarudin, Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo, serta Asisten III Gubernur Jawa Timur Akhmad Jazuli.
UB Inisiasi Gerakan Wakaf Produktif di Kampus
Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, menuturkan bahwa UB berkomitmen menjadikan kampus sebagai motor penggerak ekonomi umat melalui pemanfaatan wakaf secara produktif dan modern.
“Perguruan tinggi memiliki potensi besar dalam mengembangkan wakaf produktif. Melalui riset, edukasi, dan pengabdian masyarakat, UB ingin menjadi pionir dalam menciptakan model pengelolaan wakaf yang transparan, profesional, dan berkelanjutan,” ujar Prof. Widodo.
Menurutnya, UB tengah menyiapkan kurikulum tematik wakaf, hingga program KKN Wakaf yang akan diterapkan di masjid dan pesantren di wilayah Malang Raya.
“Mahasiswa bisa belajar langsung bagaimana wakaf dikelola sebagai instrumen ekonomi sosial. Ini langkah konkret UB dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” tambahnya.
UB Menuju Pusat Edukasi Wakaf Nasional
Melalui kolaborasi dengan BWI, Pemkot Malang, dan Kemenag, Universitas Brawijaya menargetkan menjadi pusat edukasi dan riset wakaf nasional.
Ke depan, UB akan memperluas kerja sama dengan pesantren, masjid, dan lembaga sosial untuk mengembangkan ekosistem wakaf produktif yang menyentuh langsung sektor riil seperti UMKM, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat.
“Dari kampus, kita mulai membangun kesadaran berwakaf. Dari mahasiswa, kita tumbuhkan gerakan ekonomi umat yang berkeadilan. UB ingin gerakan ini menjadi kontribusi nyata bagi Indonesia,” pungkas Prof. Widodo.
Kolaborasi UB, BWI dan Pemerintah untuk Kesejahteraan Umat
Wakil Ketua BWI, Tatang Astarudin, menyambut baik peran aktif UB dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap wakaf uang dan wakaf produktif. Ia menyebut, potensi wakaf nasional mencapai Rp181 triliun, namun pemanfaatannya masih belum maksimal.
“Dengan gerakan dari kampus seperti UB, kita berharap mahasiswa menjadi agen perubahan. Bahkan dengan nominal kecil seperti Rp10.000 atau Rp5.000, mahasiswa sudah bisa berwakaf,” katanya.
Tatang juga menjelaskan, UB menjadi salah satu kampus yang siap mengimplementasikan aplikasi digital SAMAWI, sistem pelaporan wakaf uang yang dikembangkan bersama UGM dan BWI untuk mendukung pengelolaan wakaf yang transparan dan terukur.
Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyatakan dukungan penuh terhadap langkah UB.
“Pemkot Malang menyambut baik inisiatif UB. Potensi wakaf di Kota Malang bisa dioptimalkan untuk pengembangan sarana pendidikan dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Wakaf Sebagai Solusi Ekonomi dan Pendidikan
Asisten III Gubernur Jawa Timur, Dr. Akhmad Jazuli, menambahkan bahwa wakaf produktif menjadi solusi berkelanjutan bagi pembiayaan pendidikan di Indonesia.
“Kalau zakat harus dihabiskan dalam satu tahun, wakaf produktif itu abadi. Nilai pokoknya tetap, hasil pengelolaannya yang dimanfaatkan. Ini cocok untuk membantu mahasiswa dan pengembangan kampus,” jelasnya.
Dengan potensi wakaf di Jawa Timur yang mencapai Rp36 triliun, UB disebut menjadi kampus rujukan nasional dalam pengembangan konsep wakaf modern berbasis akademik dan digital. (win/arf)