Javasatu.com
email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Sabtu, 12 Juli 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Universitas Moestopo Bedah Buku Dukungan Solidaritas Global untuk Palestina

by Redaksi Javasatu
7 Juli 2024

JAVASATU.COM- Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina sudah sejak beberapa dekade menjadi isu internasional yang tak kunjung terselesaikan. Sudah tak terhitung lagi korban yang berjatuhan di kedua pihak tanpa ada titik terang penyelesaian.

(Foto: Humas Universitas Moestopo)

Melihat konflik Israel-Palestina yang terus memakan korban, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) pun berkomitmen terus berpartisipasi aktif secara nasional maupun internasional untuk mencari penyelesaian yang adil bagi konflik ini.

Terkini, Universitas Moestopo menggelar acara bedah buku ‘Becoming Pro-Palestinian, Testimonies from Global’ suntingan antologi Rosemary Sayigh terbitan Bloomsbury Publishing di ruang Podcast Universitas Moestopo, Hang Lekir, Jakarta, yang dimoderatori Setya Ambar Pertiwi, dosen Hubungan Internasional Universitas Moestopo.

KONTEN PROMOSI

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Ryantori, M.Si. sebagai salah satu kontributor penulis Kawasan Asia Timur menjelaskan bahwa buku ini ditulis oleh berbagai latar belakang kebangsaan dan profesi yang berbeda dari berbagai kawasan di seluruh dunia menjabarkan pandangannya atas pengalaman pribadi, motif, dan perasaan yang mengarahkan mereka dalam mendukung perjuangan Palestina.

Sebab menurut Dr. Ryantori, yang juga menjabat sebagai Plt. Wakil Rektor I Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), buku ini adalah buku yang pertama dalam format Palestinografi, kumpulan tulisan berbagai pandangan terhadap isu Palestina.

“Bangsa Palestina, mengutip Noam Chomsky, yang mempopulerkan istilah ‘Samidin” secara harfiah diartikan sebagai steadfast, orang-orang yang tegar atau memiliki keteguhan sikap. Namun secara spesifik juga dimaknai sebagai para pengungsi yang tinggal di tenda selama bertahun-tahun,” jelas Ryantori dalam menyampaikan kata pengantar buku ini, yang menekankan pada kemerdekaan hendaknya dimaknai sebagai hidup tanpa tekanan dari bangsa lain, Rabu, (3/7/2024).

“Perubahan struktur pada tatanan global, perkembangannya belum jelas, namun ada satu hal yang pasti adalah bahwa apa yang dilakukan Israel, sebagai entitas negara, bukan lagi menjadi sesuatu yang tidak bisa disentuh. Artinya, ini dapat menjadi harapan besar bagi bangsa Palestina dan seluruh dunia untuk melihat perkembangannya ke arah yang lebih positif,” lugasnya.

BacaJuga :

IMI Jatim Puji Sirkuit Kanjuruhan: Siap Tampung Ajang Road Race Selanjutnya

Polsek Bungah Tanam Cabai Bareng Warga, Dukung Ketahanan Pangan

Hal senada juga diaminkan oleh Broto Wardoyo, Ph.D., pengurus Asosiasi Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) dan Senior Associate Professor Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, agar tidak terjebak dalam pemahaman bahwa hal ini bukanlah masalah etnis ataupun agama, tetapi merupakan masalah hak hidup yang mendasar.

Broto Wardoyo menjelaskan bahwa buku ini mengonfirmasikan hilangnya kebenaran tunggal saat ini dengan suara-suara kesaksian dari mereka yang memiliki pengalaman pribadi terhadap Palestina, dimana selama ini suara orang-orang Palestina diberangus.

“Ini menjadi salah satu yang penting diterapkan dalam buku ini agar tercipta narasi yang imbang antara narasi tentang Palestina dan Israel,” ungkapnya.

Lebih lanjut Broto Wardoyo menjelaskan bahwa pada kajian Timur Tengah secara akademik, problem utama terletak pada cara bercerita pada kedua bangsa ini, dimana bangsa Arab lebih banyak bercerita secara verbal, sedangkan bangsa Yahudi lebih banyak melalui catatan tertulis. Hal ini seringkali menjadi perdebatan secara akademis yang membuat seakan-akan narasi teks menjadi lebih valid dibandingkan yang oral history.

Hal menarik lainnya dari buku ini adalah pemahaman bahwa ketika menjadi pro-palestina tidak berarti anti-semit. Oleh karenanya, solidaritas terhadap bangsa Palestina berbeda dengan kebijakan zionis, dan disikapi sebagai keberpihakan terhadap hak hidup yang mendasar.

Buku yang digagas sejak 2021 dan diterbitkan pada 2024 juga menarik, dimana realita saat ini sangat parah di Palestina akibat kebijakan Israel yang bisa dilihat sebagai zionis garis keras, sehingga dapat membangun sense of solidarity terhadap Palestina.

“AIHII memposisikan diri mendukung kebijakan pemerintah Republik Indonesia untuk mendukung Palestina. Perdebatan terhadap solusi dua negara yang ditawarkan oleh Indonesia tidak boleh ada ketimpangan dan harus berdasarkan kesetaraan (on equal basis),” lanjut Broto Wardoyo.

Smith Alhadar, sebagai penasehat The Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES) menyampaikan bahwa sangat ironis melihat penganiayaan bangsa Palestina didukung oleh bangsa-bangsa yang beradab di abad ke-21. Buku ini berkontribusi terhadap perubahan sejarah wajah dunia, yang seharusnya tatanan internasional yang berbasis pada keadilan dapat terlihat secara nyata.

“Bangsa Palestina, secara sejarah telah banyak mengalami kemalangan, dan kita sebagai bagian dari masyarakat global dapat mendorong perubahan terhadap nasib bangsa Palestina dengan bersuara,” ajak Smith Alhadar.

Lebih lanjut Smith Alhadar menjelaskan bahwa nurani manusia digedor dengan kenyataan di Palestina yang sudah menghasilkan genosida dan membuat jutaan warga Palestina menderita dan terpaksa menjadi pengungsi, dimana kekerasan dan konflik tak selesai juga hingga sekarang sehingga solidaritas global perlu makin diperkuat lagi untuk menekan semua pihak yang berkepentingan.

Sebagaimana kita ketahui, untuk menyelesaikan konflik tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah mengeluarkan Resolusi Majelis Umum PBB tanggal 29 November 1947 (No. 181) atau yang lebih dikenal dengan Resolusi Partisi 1947, sebuah resolusi yang berupa pembagian tanah Palestina menjadi tiga bagian: sebagian untuk Israel, sebagian lagi untuk Palestina, dan Yerusalem berada di bawah kendali PBB.

Bagi Indonesia, mendukung Palestina selalu menjadi prioritas kebijakan luar negerinya. Hal ini tidak didasarkan pada agama, melainkan pada Undang-Undang Dasar 1945. Apalagi sejak Presiden Soekarno sampai Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto juga mendukung solusi dua negara dengan Palestina yang merdeka.

Untuk penyelesaian konflik yang berlarut tersebut, Dr. Ryantori menyampaikan ada enam poin utama dalam posisi Indonesia terhadap Palestina. Pertama, Palestina harus merdeka dan Indonesia harus mendukung kemerdekaannya. Kedua, Indonesia harus mengembalikan sentralitas isu Palestina di dunia internasional di tengah konflik yang terjadi di Timur Tengah.

Ketiga, Indonesia harus terus mendorong negara-negara anggota PBB dan organisasi internasional untuk mengakui kedaulatan Palestina. Keempat, mendukung inisiatif PBB untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian Palestina-Israel berdasarkan “solusi dua negara”. Kelima, Indonesia harus menggalang negara-negara OKI untuk mencari solusi damai bagi masalah Palestina-Israel.

“Keenam, Indonesia harus terus mengadvokasi agar Palestina, khususnya Kompleks Masjid Al-Aqsa, ditempatkan di bawah perlindungan internasional,” pungkas Dr. Ryantori. (*)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
Tags: Bedah BukuUniversitas Moestopo

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Paman dan Keponakan di Kota Malang Rebutan Aset, Ini Faktanya

PKPRI Gresik Bagi 100 Paket Sembako untuk Tukang Becak di Hari Koperasi

ADVERTISEMENT

LSP Perkerisan Indonesia Lakukan Sertifikasi Kompetensi Nasional, Cetak Edukator dan Kurator

Yayasan Amanah Ajak Ratusan Anak Yatim Gresik Wisata ke Pasuruan

Piala Presiden Shoto-KAI di Malang, 810 Laga Jadi Ajang Evaluasi Menuju Internasional

Prev Next

POPULER HARI INI

Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran Pembangunan Gedung SMP Ponpes An Nur 3 Malang

LSP Perkerisan Indonesia Lakukan Sertifikasi Kompetensi Nasional, Cetak Edukator dan Kurator

Ngopi Bareng Lazisnu Dukun, Muharram Jadi Momen Evaluasi

Kuasa Hukum AW: Negara Masih Berutang, Tak Ada Unsur Korupsi di Kasus Tanah Polinema

Bordir Khas Malang Tembus World Expo Osaka 2025, ZAMA Wakili Indonesia

BERITA LAINNYA

LSP Perkerisan Indonesia Lakukan Sertifikasi Kompetensi Nasional, Cetak Edukator dan Kurator

TNI Bikin Kejutan Ultah untuk Jenderal Prancis di Tengah Latihan Bastille Day

Panen Raya di Deli Serdang, Panglima TNI: Ketahanan Pangan adalah Pertahanan Negara

AION UT Siap Meluncur, Mobil Listrik AI Bergaya Eropa Bidik Pasar Urban

Sebanyak 173 Prajurit TNI Pulang dari Kongo, Sukses Emban Misi Perdamaian

Prev Next

BERITA KHUSUS

DPRD Kabupaten Malang dan Bupati Sanusi Sepakat Perkuat Tata Kelola Daerah

RSUD Gresik Sehati Resmi Dibuka, Percepat Akses Layanan Kesehatan di Gresik Selatan

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Santhi Puja di Pura Luhur Duwijawarsa Malang untuk Kesejahteraan Jawa Timur

Seragam dan Buku Habis Terbakar, Anggota Dewan Suyadi Kawal Pelajar SMPN 19 Malang

Umpatan “Ndasmu” Menurut Rasa Bahasa Jawa

Penutupan Porprov Jatim 2025 di Kanjuruhan Disorot: Anak Haus, Salat Terabaikan, Lighting Gelap

Prof. Dr. H. Ahmad Barizi, M.A: Ke Arah UIN Malang sebagai Ensiklopedi Ilmu dan Adab untuk Melahirkan Insan Kamil

KONTEN PROMOSI
  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved